Sudin Tutup Kran Impor Beras dan Jagung

Sudin Tutup Kran Impor Beras dan Jagung

Agri Makmur Pertiwi Salurkan 100 Paket Benih Inpari 32

  CANDIPURO – Dukungan Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, S.E untuk memajukan sektor pertanian di Lampung Selatan masih terus mengalir. Tak hanya menggelontorkan bantuan alat dan mesin pertanian saja. Politikus PDI Perjuangan ini juga telah berkomitmen menutup kran impor beras dan jagung demi kesejahteraan petani. Hal itu diutarakan oleh Sudin ketika membuka kegiatan panen raya perbenihan varietas unggul baru (VUB) Inpari 30 di Desa Trimomukti, Kecamatan Candipuro, Rabu (20/10) kemarin. Sudin mengatakan, perkembangan teknologi pertanian yang semakin maju harus diikuti dengan dengan kemajuan wawasan dan pola pikir patani yang semakin kedepan. “Kita patut mengapresiasi kinerja kementerian pertanian yang telah mendampingi petani Trimomukti mengembangkan lahan pembibitan. Dengan adanya peningkatan teknologi pertanian harus membuat petani kita selangkah lebih maju. Upaya pemerintah yang terus menggelontorkan bantuan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh petani,” ujar Sudin ketika membuka kegiatan tersebut dihadapan ratusan petani. Sudin menjelaskan, petani di Lampung Selatan jangan hanya sekedar menjadi patani kemudian menjual hasil tanaman begitu saja. Dengan adanya beragam teknologi alat pertanian yang terus digelontotkan pemerintah harus membuat petani terus berinovasi. Sudin juga ingin petani di Lampung Selatan memiliki produk pangan unggulan yang bernilai tinggi. “Petani jangan hanya tanam lalu jual padi, itu sudah kuno tahun 90-an. Sekarang petani harus memiliki produk beras dengan kualitas baik, yang kita kemas sendiri. Kemudian dipasarkan ke super market dan pasar ini tentu saja harganya lebih mahal bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Apalagi saat ini kelompok tani telah didukung dengan alat pengering dan penggilingan padi. Kita jangan hanya jadi petani tapi juga pedagang,” tuturnya. Dukungan Sudin untuk petani mesejahterakan petani tak hanya menyalurkan bantuan alsintan dari jalur aspirasi saja. Namun ia juga telah berkomitmen menyetop keran impor beras dan jagung yang dilakukan pemerintah agar petani mendapat harga tinggi pada panen raya. “Kita jangan sampai impor beras dan jagung. Malu kita, karena petani Indonesia, petani Lampung sudah hebat. Saya itu paling mengharamkan kalau ada impor beras. Beberapa waktu lalu Kementerian Perdagangan akan impor beras, saya didepan untuk menolak. Saya tak mau petani dapat harga jual padi murah karena pemerintah impor beras,” sambungnya. Hal senada juga diutarakan oleh Direktur Jendral Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi. Menurutnya petani di Indonesia khususnya di Lampung Selatan harus naik kelas lebih maju. Petani padi di Lampung Selatan diharapkan bisa menjual produk sampingan dari tanaman padi. Saat ini, kata Suwandi, bio silica dan sol sepatu dari olahan jerami tengah buming karena memiliki nilai ekonomis tinggi. “Salah satunya bio silica ini, dan harganya lebih mahal dari produk padinya sendiri. Rp 200 ribu per kilogram dan bisa dipasarkan ke luar negeri. Kemudian sol sepatu dari bahan jerami yang saat ini sudah banyak di ekspor ke Australia,” ucapnya. Dengan adanya dukungan pemerintah pusat, Bupati Lamsel Nanang Ermanto berharap sektor pertanian di Bumi Khagom Mufakat semakin maju menjadi sebagai salah satu lumbung pangan nasional. “Harapan kita dari kegiatan bimbingan teknis peningkatan produksi dan pembibitan ini, petani di Lampung Selatan akan semakin maju dan sejahtera. Serta memiliki lahan pembibitan benih unggul sendiri,”harapnya. Kepala Balitbang Kementerian Pertanian Fadjry Jufry menjelaskan, saat ini Balitbangtan telah menghasilkan lebih dari 300  varietas unggulan baru. Salah satunya Inpari 30 yang dikembangkan di lahan pembenihan Desa Trimomukti. “Saat ini Balitbang sendiri telah menghasilkan 318 VUB. Inpari 30 ini merupakan hasil pengembangan varietas Ciherang yaitu toleran terhadap genangan air,”jelasnya. Disisi lain, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Lampung Jekvy Hendra menuturkan, BPTP Lampung akan terus mengembangkan luas lahan pembenihan di Lampung Selatan dari tujuh hektar menjadi 100 hektar. Saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), juga tengah menspesifikasikan jenis-jenis varietas padi sesuai dengan kebutuhan petani di masing-masing wilayah. “Alat-alat di bidang pembenihan juga akan dikawal Balitbang demi mutu dan kualitas benih. Saat ini jenis varietas padi juga terus dispesifikasikan mengikuti kebutuhan petani. Seperti di Lampung Selatan banyak menggunakan varietas Inpari 30 dan Inapari 32 Pertiwi,  kemudian di Pringsewu dan Pasawaran yang  dikembangkan varietas Nutrizing,”ucapnya. Kegiatan itu tak hanya diisi dengan penyerahan bantuan alsintan saja. PT. Agri Makmur Pertiwi juga turut memberikan 100 paket bantuan benih padi varietas Inpari 32 Pertiwi untuk petani di Kecamatan Candipuro. Manager Area Lampung PT. Agri Makmur Petiwi, Agustinus Juni menuturkan, penyerahan bantuan benih padi varietas Inpari 32 Pertiwi ini salah satu bentuk dukungan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi di Lampung Selatan. Apalagi dalam dua tahun terkhir, Inpari 32 Pertiwi menjadi salah satu varietas unggulan yang telah banyak ditanam oleh petani di Lampung Selatan. “Bantuan 100 paket benih unggul Inpari 32 Pertiwi ini merupakan bentuk dukungan PT. Agri Makmur Pertiwi kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dalam upaya peningkatan produksi demi kesejahteraan petani,” ucapnya. Beberapa keunggulan Inpari 32 Pertiwi selain memilik umur genjah 95 – 105 hari setelah tanam. Varietas ini juga memiliki batang yang kokoh, tahan serangan hama wereng coklat, dan memiliki rendeman beras mencapai 68 persen. Tak sampai disitu saja, Inpari 32 juga mimiliki produktivitas yang sangat tinggi. Itu terbukti dari hasil panen ubinan  seluas 2,5 x 2,5 meter di lahan demplot ini, mampu menghasilkan gabah sebanyak 6,7 kilogram. Yang artinya dalam satu hektar Invari 32 mampu menghasilkan sebanyak 10,7 ton gabah. Agustinus mengaku, dukungan ini bukan pertama kali diberikan kepada petani di Lampunng Selatan. Pada awal Oktober lalu, PT. Agri Makmur Pertiwi juga memberikan 50 paket lima kilogram benih Inpari 32 Pertiwi kepada petani Kecamatan Sragi. “Dukungan ini bukan pertama kalinya, 6 Oktober lalu kita juga memberikan bantuan 50 paket benih Inpari 32 Pertiwi pada kegitan panen Demplot Inpari 32 Pertiwi di Desa Kuala Sekampung Kecamatan Sragi,” ungkapnya. Selain padi, PT. Agri Makmur Pertiwi kini juga tengah memperkenalkan produk benih jagung unggulan yaitu, jagung manis Mira dan jagung ketan Arumba. “Keunggulan varietas jangung manis Mira ini memiliki tongkol seragam dengan warna biji merah dan lebih manis, serta bisa langsung konsumsi seperti buah. Sedangkan Arumba, selain tongkol besar dan seragam juga memiliki rasa yang gurih dan pulen serta kaya karbohidrat,” sambungnya. Kepala Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan  Swadaya (P4S) Lampung Selatan Gondo Suarno juga tak menampik keunggulan Inpari 32 Pertiw. Inpari 32 Pertiwi juga telah menjadi varietas yang telah direkomendarikan P4S kepada petani di Lampung Selatan. Dalam dua musim tanam terakhir dari 38 ribu hektar sawah sekitar 80 persennya telah menggunakan varietas unggulan dari PT. Agri Makmur Pertiwi itu. “Kualitas dan mutunya sudah diakui dan diterima oleh petani Lampung Selatan, karena produktivitas. Dalam dua musim ini sekitar 25 ribu hektar telah ditanai varietas Inpari 32 Pertiwi dengan hasil produksi diatas 8 ton per hektar,” pungkasnya. (vid)              

Sumber: