Besi Tua Peninggalan Belanda Hasilkan Pundi-pundi
TANJUNG BINTANG - Peninggalan rel perlintasan lori pada zaman penjajahan Belanda puluhan tahun silam, merupakan pundi-pundi rupiah dimata sebagian warga Dusun Tambang Besi, Desa Galih Lunik, Kecamatan Tanjung Bintang. Pasalnya, warga sekitar turut berbondong-bondong mengais besi tua bekas rel perlintasan lori untuk dijual. Bahkan, ada pula orang tua yang mengajak anak dan isterinya untuk mengais besi tua yang melintasi tanggul diarea sawah milik warga. Sayangnya, keberadaan besi tua peninggalan rel perlintasan lori zaman Belanda tersebut sudah tertimbun tanah. Sehingga, untuk mendapatkan besi tua itu, warga harus menggunakan peralatan, seperti cangkul, linggis, martil serta alat gali lainnya. Menurut salah seorang warga sekitar, Sahwin Edi, dia menjelaskan, rel perlintasan lori sepeninggalan Belanda itu memiliki panjang lebih dari 12 kilometer, tepatnya dari pabrik besi tua zaman penjajahan Belanda yang ada di Dusun Tambang Besi hingga Kedaton delapan, Desa Sukanegara. \"Kalau dengar dari cerita orang tua dulu, disini dulunya bekas jalur rel perlintasan roli pengangkut besi pada zaman Belanda, mulai dari pabrik besi zaman Belanda sampai ke Kedaton, panjangnya sekitar 12 kilo, bisa lebih,\" Ucapnya kepada Radar Lamsel, Selasa (23/11). Menurut Sahwin, hampir setiap harinya, pasti ada saja sebagian warga yang datang mengais besi tua untuk dijual. Sementara, warga yang akan menggali untuk mengais besi tua juga sudah diberi izin oleh pemilik lahan sawah dimana lokasi bekas rel tersebut melintas. \"Ya pasti ada saja orang-orang sini yang nyari. Kalau sisa rel nya masih ada di pabrik besi zaman belanda sana, yang panjangnya satu meter, satu setengah meter itu masih ada. Kalau disi udah ngga ada, sudah habis diambilin,\" Kata dia. Disisi lain, warga sekitar yang kebetulan sedang mengais besi tua, Hadal menambahkan, setiap kali menggali untuk mengais besi tua, ia bisa memperoleh belasan hingga puluhan kilogram besi sepeninggalan rel perlintasan roli. \"Yang jelas bekas rel lori ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dulu dibawah tahun 1945. Ya hasilnya lumayan, kadang bisa dapet 20 kilo lebih, satu kilo besi harganya Rp. 4000,- kalau dijual,\" Imbuhnya.(rif)
Sumber: