PDAM Dilatih Manajemen Risiko dan Pengawasan Internal

PDAM Dilatih Manajemen Risiko dan Pengawasan Internal

KALIANDA – Karyawan PDAM Tirta Jasa akhirnya menjalani pelatihan manajemen risiko dan pengawasan internal di NBR Kalianda, Rabu (15/12/2021). PDAM tidak ingin main-main dalam memberikan materi kepada karyawannya. Sebab, perusahaan air minum daerah ini mendatangkan narasumber yang berkompeten dari BPKP Provinsi Lampung. Dalam manajemen risiko, BPKP Provinsi Lampung menjelaskan tentang adanya kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab gangguan tercapainya tujuan perusahaan. BPKP menilai selama jarang sekali ada perusahaan yang menulis kemungkinan terjadinya sebuah risiko. Padahal hal itu perlu sebagai tanda kewaspadaan bagi manajemen. “Itu sebagai pengendalian di PDAM,” ujar Pengendali Teknis BPKP Provinsi Lampung, Joko Musdianto, saat diwawancarai Radar Lamsel. Joko menganggap manajemen risiko di perusahaan ibarat seseorang yang mengendarai sepeda motor. Setiap pengendara ketika ingin menuju suatu tempat, kata Joko, pasti sudah tahu dan mungkin akan menghadapi risiko kecelakaan. Misalnya, ditabrak, menabrak, atau terjatuh. Dari sinilah Joko meminta PDAM Tirta Jasa mulai membuat tulisan tentang risiko yang bakal dialami perusahaan. “Kalau permasalahan itu sudah terjadi, kita tindaklanjuti. Kita cari solusinya sebelum ada penyakit lain. Pemetaan risiko perlu diidentifikasi, yang perlu dilakukan di semua bagian PDAM,” katanya. Langkah selanjutnya, perusahaan perlua menganalisis risiko tentang dampaknya. Penyebabnya ada di skala 1 sampai 5, dampaknya ringan dan berat. Setelah itu baru dicari rata-rata tingkat risikonya. Intinya, kata Joko, sebisa mungkin manajemen perusahaan mencegah hal-hal yang berisiko tinggi sebelum terjadi. Sedangkan untuk pengawasan internal perusahaan yaitu tentang tata kelola air. Tapi ada yang perlu digaris bawahi. Perusahaan membutuhkan data konkret supaya keluhan-keluhan itu bisa diatasi. Misalnya water meter atau meteran air yang mengalami masalah. Joko menegaskan perusahaan harus punya data agar tidak kecolongan. “Kita mengeluh sakit, tapi tidak tahu sakit apa. Makanya kita perlu cek ke dokter, biar tahu penyakitnya apa. Intinya seperti itu,” katanya. Direktur PDAM Tirta Jasa, H. Rudi Apriadi KM, S.Sos setuju dengan penilaian narasumber BPKP Provinsi Lampung itu. Mdenjurut Rudi, pengendalian internal merupakan bagian integral dari tata kelola organisasi yang benar, dan juga tata kelola yang efektif bergantung dari pengendalian internal dan komunikasi yang efektif dari pengendalian tersebut kepada manajemen. “Mengapa perlu pengendalian, agar sesuatu risiko yang tidak kita harapkan jangan sampai terjadi di masa yang akan dating,” katanya. Rudi berharap peserta pelatihan mampu memahami konsep manejemen risiko di lingkungan kerja PDAM Tirta jasa dari Nara sumber work shop oleh BPKP Perwakilan Lampung. Dengan begitu, hasil latihan ini bisa membawa karyawan PDAM Tirta Jasa memiliki tujuan, strategi, sasaran atau target yang jelas dan terarah. ”Adapun proses manajemen risiko perlu dilakukan. Identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko dan monitoring risiko,” katanya. (rnd)

Sumber: