Kasus DBD Tahun 2021 Turun
![Kasus DBD Tahun 2021 Turun](https://radarlamsel.disway.id/uploads/images-1-4.jpg)
KALIANDA – Kasus Demam Berdarah Degue (DBD) di Kabupaten Lampung Selatan mengalami penurunan pada tahun 2021 ini. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) terus menghimbau warga tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) mengingat intensitas hujan masih sangat tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinkes Lamsel, pada periode Januari - November 2020 angka kasus DBD mencapai 402 kasus. Sementara, pada periode yang sama tahun 2021 angka kasus DBD hanua sebanyak 188 kasus. “Ya, benar memang kalau dilihat dari data kasusnya menurun. Namun kita harus tetap mewaspadai nya,”ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Lamsel Basuki Didik Setiawan, Senin (20/12) kemarin. Dia meminta, masyarakat di kabupaten ini tidak lengah. Dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Selain itu, terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Apalagi, kini tengah terjadi perubahan cuaca (Pancaroba,red) atau musim penghujan. “Jadi, bisa saja terjadi peningkatan kasus DBD di akhir bulan tahun ini. Tapi kita semua berharap hal ini tidak sampai terjadi,” harapnya. Disampung itu, pihaknya juga meminta kepada seluruh jajaran di Puskesmas dan kader Jumantik, agar selalu menggiatkan sosialiasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait kasus DBD itu. “Kami minta kepada para kader dan jajaran puskesmas dalam setiap kesempatan/kegiatan untuk mensosialisasikan serta mengedukasi seluruh masyarkat, agar tetap waspada terhadap kasus DBD,” tegasnya. Lebih lanjut dia mengingatkan, PHBS yang wajib dilakukan adalah dengan penerapan 3 M. Yakni, Menguras bak mandi, Mengubur barang bekas dan Menutup bak penampungan air (3M). “Lalu, plus menaburkan bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Mengunakan obat nyamuk atau anti nyamuk dan menggunakan kelambu saat tidur serta Menaruh ikan di penampungan air dan Menanam tanaman pengusir nyamuk,” terangnya. Masih kata Basuki, petugas puskesmas juga agar mempersiapkan diri termasuk sarana dan prasarana untuk penanganan DBD. Seperti alat fooging dan abate. Jangan sampai, saat dibutuhkan sarana yang ada sedang dalam kondisi tidak baik. “Jadi, yang tidak kalah penting kami ingatkan adalah petugas siap siaga dan respons cepat. Apabila, terjadi kasus. Ini supaya dapat memutus rantai penyebaran. Kalau perlu fooging, ya fooging atau dilakukan abatesasi,” pungkasnya. (idh)
Sumber: