Sekali Erupsi di Senin Sore

Sekali Erupsi di Senin Sore

RAJABASA - Gunung Anak Krakatau (GAK) erupsi lagi. Aktivitas tubuh gunung dengan tekanan tinggi yang membuat material terlontar ke udara itu terjadi pada pukul 17.15 WIB, Senin (28/3/2022). Erupsi kali ini sudah dua kali terjadi dalam kurun waktu 3 hari terakhir. Data yang diterima Radar Lamsel dari Pos Pemantau GAK Hargopancoran, erupsi di gunung berapi sarat akan sejarah itu memunculkan kolom abu yang tinggi di udara. ketinggiannya kurang lebih mencapai 1.000 meter di atas puncak. Atau kurang lebih 1.157 meter di atas permukaan laut. Kepala Pos Pamantau GAK Hargo Pancoran, Andi Suwandi, menjelaskan kalau kolom abu yang teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 57 mm dan durasi ± 4 menit 54 detik. “Tapi tidak terdengar suara dentuman,” kata Andi saat dihubungi Radar Lamsel melalui pesan WhatsApp. Andi meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena kondisi GAK masih sama seperti sebelumnya. Erupsi tidak memengaruhi, artinya tidak ada perubahan status apapun. Saat ini Gunung Anak Krakatau masih berada pada status level II (waspada). Andi meminta masyarakat menjauhi GAK sesuai aturan. “Tentunya dengan rekomendasi. Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah,” katanya. Setelah libur erupsi pada Minggu (27/3/2022), GAK sebelumnya dilaporkan mengalami erupsi pada Sabtu (26/3/2022). Berdasarkan laporan gunung api yang diterima Radar Lamsel dari Pos Pemantau GAK Hargopancoran, Anak Krakatau itu meletus 1 kali disertai dengan 9 hembusan. Aktivitas Gunung Anak Krakatau lumayan berlangsung lama. Dari pengamatan CCTV Pulau Sertung, gunung yang letaknya tidak jauh dari Pulau Sebesi itu masih diselimuti kabut hingga pukul 17.44 WIB, Sabtu kemarin. Pada Februari 2022 lalu, GAK juga mengalami erupsi. Itu merupakan yang pertama kali terjadi sejak 3 tahun. Terakhir kali, letusan yang terjadi di GAK akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi itu terjadi pada tahun 2019 lalu. (rnd)

Sumber: