Lampung Selatan: Kesenian, Kebudayaan dan Keberagaman

Lampung Selatan: Kesenian, Kebudayaan dan Keberagaman

PENENGAHAN -  Kabupaten Lampung Selatan memiliki daya tarik tersendiri. Kabupaten ini lengkap dengan keberagaman, kesenian serta kebudayaan yang kaya. Namun tetap rukun dan guyup. Kesenian kuda kepang dan wayang menjadi salah satu yang selalu melekat dengan masyarakat jawa. Namun akhir-akhir dua kesenian tradisional ini mulai tergerus ragam hiburan modern. Namun bagi H. Sapari Joko Sukendro kesenian kuda kepang dan wayang harus tetap eksis di tengah kemajuan zaman saat ini. Kini lelaki kelahir tahun 1950 ini membangun sanggar seni Krido Mardiko  kuda kepang dan wayang terus lestrari. Persemian Sanggar Seni Krido Mardiko yang bermarkas di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan di gelar selama dua hari - dua malam,  mementaskan kesenian kuda lumping dan  wayang kulit lakon  Semar Mbangun Sasana Budoyo dengan dalang Ki Dalang Teguh Surono. Lelaki yang akrab dengan sapaan, Haji Sapari menceritakan, kecitaannya pada kesenian tradisional ini berlangsung sejak masih belia. Kemudian di tahun 1976 Sukendro mendirikan sebuah grup kesenian kuda kepang dan ketoprak di Desa Gandri bersama masyarakat.

\"Sejak kecil juga sudah suka kesenian wayang dan kuda kepang. Kemudian di tahun 76 mendirikan grup ketoprak dan kuda lumping bersama masyarakat Gandri,\" kata Sukendro, Minggu (6/11) kemarin.
Di mata Haji Sapari kesenian wayang dan kuda lumping ini tak hanya menjadi sarana hiburan untuk masyarakat. Baginya, kesenian ini juga sebagai sarana sosialisasi. Namun dua kesenian ini perlahan tergerus dengan perkembangan zaman yang semakin modern.
\"Kalau dulu wayang dan kuda kepang digelar untuk mengumpulkan dan menyatukan masyarakat. Manggil masyarakat itu pakai alat musik gamelan ini karena zaman dulu itu rumah saling berjauhan . Di dalam kesenian kuda lumping dan wayang juga ada sosialiasi dan tukar pendapat antar pemain beda dengan hiburan modern zaman sekarang,\" terangnya.
Di bawah naungan Paguyuban Seni Tradisional Trunggono Cipta Manunggal Provinsi Lampung, sanggar Krido Mardiko berdiri mengajak generasi muda ke arah positif. Sehingga kesenian tradisional masyarakat jawa ini bisa tetap lestari.
\"Sekarang sulit mencari penerus kesenian wayang, kuda lumping, dan ketoprak. Bedirinya sanggar agar bisa memberikan kegiatan positif kepada anak anak muda, supaya kesenian ini bisa tetap lestari,\" sambungnya.
Ia juga mengharapkan, Pemerintah Lampung Selatan juga dapat meberikan perhatian kepada pelaku-pelaku seni tradisional agar tidak dipunah di kemajuan zaman saat ini.
\"Saat ini semua pelaku seni tradisional tengah berjuah di tengah kemajuan zaman. Harapan kita pemerintah juga membantu, memberikan perhatian agar kesenian dari nenek moyang ini tidak punah,\" sambungnya.
Sementara itu Ketua Panitia Peresmian Pendopo Kebudayaan  Sanggar Seni Krido Mardiko,  Suyatno menggukapkan, peresmian sanggar seni dengan pementasan wayang juga digelar untuk menyambut hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November ini. Sanggar Seni Krido Mardiko diresmikan oleh Sekretaris Camat Penengahan, Hermawan dan  Anggota DPRD Lampung Selatan A Ngadelan Jawawi. Serta dihadiri oleh Penjabat Semetara Kepala Desa Gandri, A Rodi dan Babin Kamtobmas Desa Gandri, Nurcholis. Suyatno berharap, Sanggar Seni Krido Sukendro dapat masyarakat dapat mendukung pelestarian salah satu warisan seni budaya tanah air ini.
\"Dengan berdirinya Sanggar Seni Krido Mardiko kesenian wayang dan kuda kepang tetap eksis. Harapan kita pemerintah dan semua masyarakat bisa memberikan dukungan untuk melestarikan kesenian tradisional ini,\" harapnya. (vid)

Sumber: