Aneh Tapi Nyata! Puncak Musim Hujan, Kecamatan Sragi Malah Kekurangan Pasokan Air

Aneh Tapi Nyata! Puncak Musim Hujan, Kecamatan Sragi Malah Kekurangan Pasokan Air

SRAGI, RADARLAMSEL.COM – Minimnya curah hujan selama dua pekan belakangan menyebabkan percepatan tanam padi musim pertama di wilayah Sragi tertunda. Hingga memasuki pertengahan Januari ini petani wilayah itu belum bisa melakukan pengolahan tanah tahap pertama lantaran lahan sawah masih kekurangan air. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Sragi, Haryono mengatakan, selama dupa pekan belakangan curah hujan di wilayah itu sangat minim.

“Hampir tidak ada hujan dari awal sampai pertengahan Januari ini. Baru tadi pagi hujan cukup deras tapi itu belum memenuhi kebutuhan air untuk proses olah tanah,” kata Haryono kepada Radar Lamsel, Selasa (17/1) kemarin.
Haryono mengungkapkan, dari 2.274 hektar hamparan sawah diwilayah itu, hanya 100 hektar lahan yang sudah ditanami padi lantaran telah melakukan olah tanan pada Desember lalu. Sedangkan sisanya belum melakukan olah tanah, karena pasokan air belum mencukupi.
“Desember malah masih ada hujan. Saat baru 100 hektar yang sudah tanam itupun lahan boloran, sawah ditepi perkebunan di Desa Mandalasari dan Margasari. Sementara sisanya belum bisa olah tanah karena air tidak mencukupi,” sambungnya.
Tak hanya di wilayah Sragi, tanaman padi di wilayah Sidomulyo hampir mengalami kekeringan lantaran tidak ada curah hujan sepanjang Januari ini. Ketua UPT Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Sidomulyo, Wit Prasetyo, menjelaskan untuk memenuhi pasokan air petani terpaksa melakukan penyiraman dengan sistem popanisasi sumur bor, serta memasok air irigasi teknis dan non teknis.
“Padahal seharusnya sekarang puncaknya musim hujan. Selama dua pekan ini petani di Sidomulyo melakukan penyiraman supaya padi tidak kekeringan. Tapi hari ini sudah hujan, harapan kita kedepan curah hujan akan meningkat,” pungkasnya.
Padahal awal tahun 2023 di prediksi oleh BMKG menjadi puncak musim hujan. Lembaga Pemerintah itu menyebutkan kalau di bulan Januari 2023 merupakan puncak musim hujan. Hal ini mengindikasikan adanya potensi penambahan curah hujan pada musim hujan 2022/2023 di Provinsi Lampung. Pada November 2022, angin Monsun Asia diprediksi mulai memasuki wilayah Indonesia utara ekuator dengan intensitas yang relatif sama dengan pola klimatologisnya, dan mendominasi hampir di seluruh wilayah Indonesia pada periode Desember 2022 hingga Maret 2023.
\"Itulah prakiraan musim hujan untuk tahun 2022 dan awal 2023,\" Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto, S.Kom.,M.Si saat dikonfirmasi Radar Lamsel.
Hal ini mengindikasikan aliran angin baratan akan mendominasi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Prakiraan Musim Hujan 2022/2023 pada 12 Zona Musim (ZOM) di Lampung dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, awal musim hujan 2022/2023 di 12 Zona Musim (ZOM) diprakirakan umumnya mulai bulan November 2022. Di bulan itu sebanyak 6 ZOM (50%), kemudian pada bulan September 2022 sebanyak 4 ZOM (30%), dan pada bulan Oktober 2022 sebanyak 2 ZOM (20%). Kedua, dibandingkan dengan rata-ratanya (1991-2022), awal musim Hujan 2022/2023 diprakirakan maju (42%), sama (0.3%), dan mundur (50%). Ketiga, sifat hujan selama musim hujan 2022/2023 di sebagian besar Zona Musim (ZOM) diprakirakan Normal sebanyak 9 ZOM (76%). Atas normal (8%) dan bawah normal (16%). Keempat, puncak musim hujan 2022/2023 diprakirakan pada bulan November (16%), Desember 2022 (33%) dan Januari 2023 (50%). (vid)

Sumber: