Rapor Merah Kesehatan CJH Lamsel

Rapor Merah Kesehatan CJH Lamsel

Ilustrasi Gambar--

KALIANDA, RADARLAMSEL.COM – Proeses penanganan kondisi kesehatan calon jamaah haji (CJH) Lampung Selatan menjadi sorotan. Menjadi sorotan lantaran banyak CJH mendapat perawatan di Klinik Kesehatan yang berada di Asrama Haji Islamic Center Provinsi Lampung.

Sebelum bertolak ke Tanah Suci Mekkah, kontingen seluruh Lampung memang berhimpun di asrama haji. Hasil investigasi Radar Lamsel, sebanyak 34 CJH dibawa ke klinik yang ada di asrama haji.

Dari 33 orang itu, 14 CJH harus dirujuk ke RSUD Abdul Muluk Bandar Lampung. Mayoritas dari mereka harus menstabilkan kondisi kesehatan sebelum diterbangkan ke tanah suci.

Ironisnya, dua dari 14 CJH itu harus gagal berangkat. Padahal kedua CJH itu sudah berada di Asrama Haji dan terpaksa gigit jari oleh sebab kondisi kesehatan yang tak menghendaki keberangkatan mereka.

BACA JUGA:Warga Desa Negara Ratu, Swadaya Bangun Masjid

Dari peristiwa tersebut, tenaga medis di klinik kesehatan yang menangani CJH Lampung mengamini kalau CJH asal Lampung Selatan paling bermasalah. Mereka bilang, tak ada kontingen lain yang dirujuk sebanyak CHJ Lampung Selatan.

“ Rata-rata kondisi CJH sudah stabil karena di daerah asalnya petugas medis melakukan screening. Sehingga yang sudah di asrama haji betul-betul yang sudah siap berangkat. Kasihan kalau sudah di asrama haji gagal berangkat gara-gara kondisinya tak memadai,” ujar tenaga medis di klinik haji tersebut pada malam keberangkatan CJH Lamsel yang tergabung dalam kloter terakhir, Jum’at pekan lalu.

Lagi pula, CJH rata-rata sudah menggelar syukuran dan berpamitan dengan sanak family. Itu lantas memberi tekanan tersendiri bagi mereka yang gagal berangkat padahal sudah berada di asrama haji provinsi ini.

Usut-punya usut, terdapat lima Puskesmas di Lampung Selatan yang ditunjuk untuk melakukan pelayanan dan pengawasan kondisi kesehatan CJH Lamsel yakni, Puskesmas Sidomulyo, Puskesmas Penengahan, Puskesmas Natar, Puskesmas Way Urang dan Puskesmas Tanjungbintang (koreksi jika salah.red).

Ada beberapa tahapan pengecekan yang dilakukan petugas medis sebelum CJH berangkat ke asrama haji. Tahap pertama dan tahap kedua seluruhnya dilakukan oleh tim medis puskesmas yang ditunjuk tersebut.

Teranyar, Ilham Masjinda Surya yang tergabung dalam regu 10 rombongan 3 kloter JKG 26 Lampung. Rekan sejawatnya di kepolisian bilang bahwa almarhum memang punya diagnosa komplikasi penyakit.

Almarhum dikabarkan baru selesai dirawat di rumah sakit. Bahkan Iptu Ilham juga pernah memiliki riwayat penyakit jantung dan mendapat perawatan 10 hari di RSUDAM Bandar Lampung.

Wakil Ketua II DPRD Lampung Selatan Agus Sutanto tercengang dengan fakta di lapangan yang menggambarkan buruknya sektor medis yang menaungi CJH Lampung Selatan. Agus menegaskan seharusnya puskesmas yang ditunjuk serta tim yang bertanggungjawab atas kesehatan CJH harus belajar dari rapot merah tersebut.

“ Saya tidak mengomentari soal satu CJH yang meninggal, biar yang berkompeten yang bicara. Tetapi disini saya ingin tim medis atau puskesmas yang dipilih oleh Pemkab atau Kemenag harus dievaluasi secara menyeluruh,” ujar Agus Sutanto kepada Radar Lamsel, Minggu (11/6/2023).

Legislator Partai Golkar Lampung Selatan ini menegaskan bahwa batalnya keberangkatan CJH yang tersandung masalah kondisi kesehatan harus jadi pelajaran. Bahkan jika memungkinkan proses cek kesehatan tahap I dan tahap 2 yang dilakukan oleh puskesmas harus dievaluasi.

“ Kalau memang tidak sanggup dan tidak kompeten, kenapa tidak melibatkan Rumah Sakit saja yang sarana dan prasarananya lengkap dan lebih kredibel tentunya, nanti kami akan coba bawa persoalan ini ke legislatif sebagai bahan evaluasi dikemudian hari,” pungkasnya.

Disisi lain, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung Selatan tak dapat berbuat banyak menyikapi persoalan ini. IDI yang berada di eksternal hanya bisa melakukan tugas dan fungsi sesuai prosedur.

Terkait gagalnya sejumlah CJH berangkat ke tanah suci pun sudah melalu proses siding dengan Tim Kemenag. Sidang tersebut menimbang mudarat dan risiko yang meliputi kondisi kesehatan jamaah sebelum meninggalkan asrama haji.

“ Kami sesuai prosedur, memang berat sekali memutuskan ada CJH yang gagal berangkat. Kami (IDI) tampak seperti menghalangi CJH untuk beribadah haji, tetapi kami juga punya tanggungjawab mengenai kesehatan mereka selama di asrama haji. Maka setiap memutuskan kami melalu prosedur siding terlebih dahulu,” kata Ketua IDI Lampung Selatan dr. Wahyu Wibisana.

Kasubag TU Kantor Wilayah Kemenag Lampung Selatan, Haris membenarkan adanya dua CJH yang gagal berangkat saat berada di asrama haji, mereka CJH dari Sidomulyo dan CJH dari Sragi. Kondisi kesehatan kedua CJH itu tak dapat ditolerir untuk terbang ke tanah suci.

“ Dua CJH gagal berangkat, yang satu dari Sidomulyo dan satunya lagi dari Sragi. Penyebabnya batuk mengeluarkan darah dan satu lagi cuci darah, sebetulnya ada tiga tetapi yang satu lagi hanya tertunda saja keberangkatannya setelah melalui proses pengecekan kesehatan lanjutan,” ucap Haris mewakilik Kepala Kantor Kemenag Lamsel.

Haris menegaskan kalau sektor kesehatan dipegang oleh Dinas Kesehatan Lampung Selatan. Pihaknya kata dia tak ikut campur dalam bidang tersebut. Dia juga turut berdukacita atas wafatnya satu CJH asal Katibung yang meninggal sesudah bertolak dari tanah air.

“ Sektor kesehatan dipegang oleh dinas, saat ini masih ada lima CJH yang belum berangkat dan akan berangkat dengan rombongan dari kabupaten lain, menyusul ke tanah suci untuk ibadah haji,” imbuhnya. (ver)

Sumber: