Petugas Puskesmas Dapat Pelatihan Penggunaan APAR

Petugas Puskesmas Dapat Pelatihan Penggunaan APAR

PENENGAHAN – Untuk menjamin keselamatan pasien dan keluarga yang berkunjung, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) perlu melakukan monitoring, pemeliharaan dan perbaikan secara rutin jika terjadi kerusakan pada fisik bangunan Puskesmas termasuk didalamnya instalasi listrik dan gas. Namun tidak cukup hanya melakukan hal tersebut saja, penanganan yang baik dan tepat oleh tenaga yang kompeten perlu dipersiapkan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Demikian yang disampaikan instruktur pelatihan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandarlampung Gatot Sugiarto saat memberikan pelatihan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan pelatihan jika terjadi kebakaran bagi petugas Puskesmas Kecamatan Penengahan, Jumat (26/8). “Kebakaran bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Sumber kebakaran bisa berasal dari percikan api kecil yang bila tidak segera diambil tindakan maka akan menjadi besar dan sulit untuk dipadamkan,” kata Gatot. Oleh sebab itu, lanjut Gatot, puskesmas perlu mengantisipasi hal-hal kecil agar tidak terjadi kebakaran besar. “Puskesmas perlu mempersiapkan sarana APAR yang sesuai standar sehingga jika terjadi kebakaran petugas Puskesmas sudah mempunyai kesiapan mental dan kemampuan dalam penggunaan APAR,” katanya. Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap (PRI) Kecamatan Penengahan Herwin,SKM.,MM mengatakan, pihak Puskesmas sengaja mengundang BPBD untuk memberikan pelatihan dan pengetahuan kepada para petugasnya supaya mendapatkan pelatihan dan pengetahuan tentang penggunaan APAR. Dengan begitu, katanya, Puskesmas harus selalu berhati-hati dalam hal apapun yang bisa menyebabkan kebakaran. “Mereka sengaja kami undang untuk memberikan pelatihan dan pengetahuan. Ketika terjadi bencana kebakaran kita sudah siap baik mental maupun pengetahuan sehingga sumber kebakaran tidak meluas dan dampak kebakaran bisa diminimalisir,” kata Herwin. “Walaupun demikian, kita tetap berharap dan berdo’a semoga bencana kebakaran tidak terjadi, khususnya di Puskesmas, Puskesmas pembantu (Pustu), Poskesdes ataupun di masyarakat,” harap Herwin. (Cw1)

Sumber: