Tunggu Perbaikan Jembatan, Warga Blokir Jalan Alternatif
CANDIPURO – Warga Desa Rawaselapan, Kecamatan Candipuro mengancam akan memblokir jalan alternatif yang dialihkan pasca jebolnya jembatan di Desa Titiwangi. Pasalnya, pengalihan tersebut dianggap bisa menyebabkan jalan poros rusak. Warga akan memblokir jalan untuk kendaraan yang berbobot 20 ton. Sebab, truk-truk bertonase besar itu dinilai sebagai biang jebolnya jembatan di Desa Titiwangi sebagai penghubung menuju Kabupaten Lampung Timur yang dibangun sejak tahun 1991 silam. “Kendaraan besar seperti truk tronton yang bobotnya mencapai 20 ton keatas akan kami larang melintasi jalan poros atau jalur alternatif,” kata Nur Cahyo (30), tokoh pemuda asal Rawselapan ini. Meski pihak Bina Marga Provinsi Lampung sudah berjanji untuk memperbaiki jembatan pada Oktober mendatang, masyarakat merasa dirugikan oleh truk yang melintas. Mereka menganggap jalan poros yang semula bagus dan mulus lambat laun akan ikut ambles jika dilintasi oleh truk berbobot 20 ton. Dikatakannya, warga akan menunggu janji Bina Marga Provinsi Lampung hingga satu bulan kedepan. Apabila perbaikan jembatan tak kunjung direalisasikan, masyarakat setempat akan mengambil tindakan tegas. “Kami tunggu hingga Oktober, jika tidak kunjung diperbaiki pemblokiran terhadap truk yang melintasi jalan poros Rawaselapan akan kami lakukan,” ujar Nur Cahyo kepada Radar Lamsel, Jum’at (23/9). Diketahui jebatan itu dibangun sejak tahun 1991 silam sudah beberapa kali mengalami kerusakan parah. Terhitung sudah enam kali jembatan tersebut mengalami kerusakan. Namun belum pernah dilakukan perbaikan oleh pihak terkait, hanya mengandalkan swadaya masyarakat memperbaiki jembatan dengan batang kelapa. Terpisah, Camat Candipuro Affendi, S.E mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lamsel untuk pembuatan jembatan darurat sementara agar warga bisa melakukan aktifitas dengan lancar sambil menunggu janji Bina Marga untuk melakukan perbaikan Oktober mendatang. Saat ditanya mengenai upaya pemblokiran dari masyarakat terhadap truk bertonase 20 ton keatas, Affendi mangatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dibeberapa desa yang dilalui jalan poros untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Secepatnya kami bergerak untuk menghindari hal-hal negatif,” ujarnya. (ver)
Sumber: