Masyarakat Adat Saibatin Launching Mars Paksi Pak Sekala Brak
KALIANDA – Masyarakat kerajaan adat Saibatin Lampung secara langsung meluncurkan lagu Mars Paksi Pak Sekala Brak di Museum Krakatau, Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda, Jumat (28/10) pekan lalu. Peluncuran lagu wajib bagi masyarakat adat Saibatin Lampung ini dilakukan sekaligus memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2016 ke-88. Launcing mars Paksi Pak Sekala Brak terbilang cukup meriah. Pasalnya, selain dihadiri seluruh perwakilan masyarakat adat Saibatin Lampung juga dihadiri oleh masyarakat adat diluar suku Lampung. Seperti perwakilan masyarakat adat Suku Bali, Pasundan dan Bugis. Tampak juga Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) hadir dalam acara tersebut. Sultan Sekala Brak yang dipertuan ke-23, SPDB Pangeran Edward Syah Pernong secara langsung melounching lagu mars Paksi Pak Sekala Brak yang ditulis langsung oleh mantan Kapolda Lampung ini. Sedangkan irama musik dan notasinya dibuat oleh Dr. Trisnowati Josiah (Iwa TJ) yang merupakan Sekretaris PSMTI Provinsi Lampung. “Keseluruhan lirik dan irama lagu mars paksi pak sekala brak ini sebagai penyemangat dan mengingatkan masyarakat sekala brak akan pentingnya pelestarian adat budaya,” ungkap Seem R. Canggu Raja Duta Perbangsa juru bicara kerajaan adat Paksi Pak Sekala Brak kepaksian Pernong Lampung. Menurutnya, dalam lirik lagu mars juga mengajak masyarakat Lampung untuk menghormati dan menjunjung kemajemukan yang tidak terkonfrontasi. Serta, mendorong kemajuan dengan tetap menjaga jati diri bangsa. Ketua PSMTI Provinsi Lampung Tarmizi Tanjungan mengatakan pihaknya sangat bangga bisa memberikan kontribusi pada pembuatan lagu mars Paksi Pak Sekala Brak tersebut. “Kami berharap, lagu mars tersebut bisa menambah khasana budaya daerah dan memperteguh semangat persatuan dan kesatuan masyarakat di Provinsi Lampung yang majemuk,”singat Tarmizi. Sementara itu, Sultan Sekala Brak yang dipertuan ke-23, SPBD Pangeran Edward Syah Pernong mengatakan, dengan dilounchingnya lagu mars Paksi Pak Sekala Brak diharapkan akan kian menumbuhkan semangat untuk mencintai dan melestarikan budaya. Khususnya dikalangan para anak muda. Dia menegaskan, budaya dan kearifkan lokal merupakan kekayaan bangsa yang harus dilestarikan dan dijunjung tinggi keberadaannya. Budaya, lanjutnya, menjadi bagian dari identitas sebuah bangsa. “Kita sebagai masyarakat adat harus berada pada garda terdepan dalam melestarikan budaya dan kearifan lokal. Ini merupakan kekayaan bangsa. Budaya inilah yang menjadi modal pemersatu bangsa,”kata Edward. Lebih lanjut dia mengatakan, budaya-budaya lokal yang ada di bumi rua jurai diharapkan dapat terus dipelihara dan digali. Ia bahkan berharap sejarah sebuah kerajaan di Kabupaten Tulang Bawang dapat diungkap dan ditelusuri keberadaaan keturunannya. “Salah satu cara untuk menjaga bangsa ini yakni dengan menjaga kearifan lokalnya dan menghormati adat istiadat yang ada,” pungkasnya. (idh)
Sumber: