Talut 200 Meter di Sidomulyo Dapat Kecaman
SIDOMULYO – Pembangunan talut sepanjang 200 meter disisi jalan provinsi tepatnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo terus mendapat kecaman dari warga setempat. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, pembangunan talut sepanjang 200 meter itu sudah tiga hari dilakukan. Namun sejumlah tokoh masyarakat mulai mengkritik pembangunan talut yang dinilai mubazir dan tanggung. “Pembangunan talut itu tanggung, sepanjang 200 meter. Hanya buang-buang anggaran, bangunannya pun tidak sesuai bestek adukan pasir dan semen tidak sinkron,” ketus Sugeng (50) salah seorang warga setempat. Selain tekstur adonan semen dan pasir yang tidak sinkron, Sugeng juga mengkritik tidak adanya plang pemberitahuan terhadap warga sekitar mengenai berapa nominal anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan talut tersebut. “Ini kan jalan provinsi, harusnya ikuti prosedur. Pasang plang dan publikasikan berapa nilai yang dihabiskan. Agar sesuai dengan pengerjaannya supaya tidak cepat rusak,” ujar Sugeng kepada Radar Lamsel, Senin (7/11) kemarin. Terpisah, Ketua Karang Taruna Kecamatan Sidomulyo, Roziqin mengkritisi pembangunan yang dinilai mubazir tersebut. Pasalnya, pembangunan itu terkesan asal-asalan dan tak dipublikasikan kepada masyarakat. “Sebagai masyarakat yang peduli terhadap infrastruktur, kami kecewa jika pengerjaan talut sepanjang 200 meter itu hanya asal jadi,” terangnya. Dikatakan Roziqin, masyarakat berhak untuk melaporkan rekanan atau penanggung jawab proyek jika tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. “Jika memang tidak benar-benar pengerjaannya, kami siap laporkan ke Kejaksaan,” tegas ketua pemuda se-Kecamatan sidomulyo itu. Padahal, sambung Roziqin, masih banyak hal yang perlu diperbaiki ketimbang membangun talut sepanjang 200 meter tersebut. “Jika ingin benar-benar membangun, muluskan dahulu jalan serta perbaiki jembatan yang rusak. Jangan bangun talut melulu,” ketusnya lagi. Sementara itu Heri (40) yang mengaku sebagai kepala tukang dalam pengerjaan proyek tersebut mengatakan, selama ini memang pembangunan yang dilakukannya tidak pernah dipublikasikan kepada masyarakat. “Tidak ada publikasi, kami hanya melaksanakan tugas dari pak Hadi dan Eko dari Dinas,” singkatnya. Saat ditanya berapa dana pemerintah yang dikucurkan untuk pembangunan talut tersebut, Heri berdalih tidak mengetahuinya. “Soal besaran, kami tidak tahu-menahu. Yang penting ketika kami kekurangan dana tingga telepon penanggung jawabnya saja,” ujarnya. (ver)
Sumber: