Musim Terang Bulan Hentikan Aktifitas Nelayan Lokal
KALIANDA – Puluhan nelayan bagan congkel mini di Kalianda sejak satu bulan ini menghentikan aktifitas melautnya karena memasuki musim terang bulan, menyusul cuaca ekstrem seperti hujan yang disertai angin kencang melanda wilayah perairan laut Kalianda dan sekitarnya. Hal itu berdampak terhadap tingginya harga jual ikan yang ditawarkan para pedagang di sekitar lokasi Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Dermaga Bom Kalianda. Tingginya harga ikan dilokasi tersebut, dikarenakan selama nelayan lokal tidak melaut, para pedagang mengandalkan kiriman ikan dari Jakarta yang disuplay para pemasok ikan melalui jalur darat. “Para nelayan disini (Kalianda, red), sudah hampir satu bulan tidak melaut karena terang bulan. Selain itu juga cuaca angin kencang yang disertai hujan melanda laut Kalianda,” ujar Syahri salah seorang nelayan congkel mini, kepada Radar Lamsel saat ditemui ditepi laut Kalianda Bawah, Senin (7/11), pagi kemarin. Syahri mengungkapkan, jika para nelayan lokal tetap memaksakan diri untuk melaut, dikhawatirkan tidak akan memperoleh hasil tangkapan ikan. “Percuma melaut juga, pasti akan nihil tangkapan. Kerena memang cuaca sekarang ini sudah musiman setiap tahunnya,” ungkapnya. Senada dikatakan Dasuki (40), nelayan asal Kalianda Bawah ini menuturkan, sejak memasuki musim terang bulan, ia dan nelayan congkel mini lainnya lebih banyak memanfaatkan waktu luang untuk memperbaiki alat tangkap yang rusak serta menambal bagian badan perahu yang mengalami kebocoran. “Ya dari pada tidak ada kerjaan, lebih baik kami memperbaiki peralatan tangkap yang rusak. Karena untuk pergi melaut juga akan percuma, pasti tidak ada ikannya. Dari pada rugi biaya operasional, lebih baik istiraht dulu ke lautnya,” kata Dasuki. Sementara itu, Arief pedagang ikan di Kalianda menuturkan, sejak tidak melautnya para nelayan lokal, untuk bisa memenuhi permintaan pelanggannya, ia terpaksa mengandalkan pasokan ikan dari luar Lampung. “Ya mau bagaimana lagi bang, nelayan lokal tidak ada yang melaut, kalaupun ada hasil tangkapannya pasti sedikit dan menjadi rebutan para pedagang lainnya. Terpaksa saya menjual ikan yang dipasok dari Jakarta. Untuk harga memang sedikit mahal, karena kami membelinya juga sudah harga tinggi. Biasalah pemasok juga menghitung biaya operasional untuk pengiriman dari Jakarta ke Lampung,” pungkasnya. (iwn).
Sumber: