Promkes dan UTD PMI Bentuk Kakak Asuh Bagi Penderita Thalassaemia

Promkes dan UTD PMI Bentuk Kakak Asuh Bagi Penderita Thalassaemia

PENENGAHAN – Tim Promosi Kesehatan (Promkes) Rumah Sakit Bob Bazar, S.Km  Kalianda bekerjasama dengan Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Lampung Selatan menyelenggrakan penjaringan kakak asuh untuk penderita Thalassaemia sekaligus menggelar kegiatan donor darah di SMA Kebangsaan di Desa Sukabaru, Kecamatan Penengahan, Rabu (16/11). Menurut Promkes Rs. Bob Bazar, S.Km Reni Ayu, S.Km, kakak asuh mempunyai tugas mendonorkan darahnya bagi penderita Thalassaemia. Dijelaskannya, dalam program kakak asuh setiap anak penderita Thalassaemia mendapatkan 10 kakak asuh sehingga setiap kali mereka membutuhkan darah si kakak asuh bisa memberikan darahnya tepat pada waktunya. “Seperti yang kita ketahui, bahwa anak anak penderita thalassaemia sepanjang hidupnya bergantung dengan asupan darah dari pendonornya. Oleh karena itu, kami dari tim Promkes RS. Boz Bazar, S.Km mengadakan sosialisasi tentang program kakak asuh yang dikhususkan bagi penderita Thalassaemia,” ujar Reni kepada Radar Lamsel. Lebih jauh Reni menjelaskan, 10 kakak asuh untuk 1 penderita Thalassaemia sudah sesuai dengan kebutuhan darah bagi penderitanya. Karena, kata dia, dalam sebulan penderita Thalassaemia membutuhkan sekurang-kurangnya 3 kantong darah. “Kakak asuh yang sudah terambil darahnya otomatis 3 bulan kemudian baru bisa di ambil lagi, bulan kedua penderita butuh 3 kantong lagi. Sampai bulan ketiga pun masih butuh 3 kantong lagi. Sehingga bulan keempat, barulah kakak asuh yg pertama bisa mendonorkan darahnya kembali, sedangkan untuk satu kakak asuh yang tidak mendonorkan darah sebagai cadangan untuk melengkapi seandainya ada kakak asuh yang sakit atau tidak bisa diambil darahnya. “ jelasnya. Sampai saat ini, sudah ada tiga sekolah yang sudah menjadi kakak asuh bagi penderita Thalassaemia. Yakni SMAN 1 Kalianda, SMK Hampar Baiduri Kalianda dan SMA Kebangsaan. “Kami belum memfokuskan masyarakat umum untuk dijadikan kakak asuh, karena masih sulit untuk penjaringannya,” katanya. (rnd)

Sumber: