Mengidap Kanker Tulang Ganas, Bocah SD Tunggu Amputasi

Mengidap Kanker Tulang Ganas, Bocah SD Tunggu Amputasi

Keluarga Neli Agustina Berharap Uluran Tangan Dermawan

Diusianya yang masih muda, Neli Agustina (11) harus kehilangan kaki kirinya. Ini setelah pihak Rumah Sakit dr. Mawardi, Solo, Jawa Tengah akan melakukan amputasi karena kaki bocah Kelas VI SDN 1 Pauh Tanjung Iman, Kecamatan Kalianda mengidap kanker tulang ganas. Laporan : AGUS PAMINTAHER, Kalianda. Selasa (29/11) siang kemarin, Graha Pena Lamsel didatangi Hasim (33) kakak sepupu Neli Agustina. Pria ini menceritakan tentang adiknya akan segera diamputasi kakinya. Anak pasangan Solihin Salim (42) dan Ani Karsini (40) saat ini masih berada di Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Mawardi di Solo, Jawa Tengah untuk menjalani perawatan. Hasim menceritakan, awalnya Neli Agustina mengalami benjolan dilutut kaki kiri. Benjolan yang semakin lama semakin membesar oleh keluarganya dibawa ke pengobatan alternatif. Namun, sampai beberapa kali diperiksa benjolan semakin membesar dan akhirnya dibawa ke RSUD dr. Bob Bazar, SKM, Kalianda. Dari hasil pemeriksaan dokter, kesimpulan anak kedua dari dua bersaudara tersebut mengidap kanker tulang ganas dan harus segera ditangani oleh tiga rumah sakit yang ditunjuk. Setelah bermusyawarah, keluarga memutuskan Neli dibawa ke Rumah Sakit Ortopedi dr. Suharso di Solo. Namun karena kanker yang semakin ganas, Neli harus di kemoterapi. “Pertimbangan keluarga agar Neli dibawa ke Solo, karena banyak saudara yang ada disana. Sehingga biaya yang dikeluarkan selama menjalani pengobatan tidak terlalu memberatkan. Makanya saya datang kesini (Graha Pena Lamsel), mohon agar ada dermawan yang membantu. Kami juga mengharap kepada Pemerintah Kabupaten Lamsel, khususnya Bapak Bupati bisa bantu ponakan kami,” harap Hasim. Solihin Salim saat dihubungi melalui ponselnya mengaku, anaknya sudah ditangani oleh dokter di RSO dr. Suharso di Solo. Namun kanker ganas harus di kemoterapi untuk penanganan lebih lanjut di Rumah Sakit lain. Hasil pemeriksaan, anaknya harus diamputasi kakinya karena benjolan semakin membesar. “Jalan satu-satunya hanya amputasi pada kakinya agar kanker tidak semakin membesar. Sekarang ini, kondisi lutut anak saya semakin besar dan keluar darah. Bahkan tranfusi darah sudah 20 kantong habis dan itu terus keluar dari lututnya yang dulu diambil sampel,” kata Solihin. Solihin mengaku saat ini hanya bisa pasrah atas apa yang menimpa anaknya. Ia berharap ada bantuan untuk meringankan beban selama anaknya menjalani perawatan di Pulau Jawa. Karena pekerjaannya sebagai petani hanya cukup untuk memenuhi keluarga saat tinggal di Desa Tengkujuh. “Saya mohon do’anya agar operasi amputasi kaki anak saya bisa berjalan lancar. Kami juga berharap ada yang peduli dengan apa yang dialami anak kami. Kami hanya berdo’a semoga anak saya kuat dan nantinya tidak minder (malu) saat bertemu dengan teman-temannya di sekolah,” pungkasnya. (*)

Sumber: