Dipimpin Muksin, Sukamarga Gencarkan Pembangunan Skala Prioritas

Dipimpin Muksin, Sukamarga Gencarkan Pembangunan Skala Prioritas

SIDOMULYO – Pembangunan infrastruktur diwilayah Kabupaten Lampung Selatan sedang gencar dilakukan hingga ke pelosok desa. Utamanya untuk mencapai target pemerintah dalam merealisasikan program bangun desa. Tak terkecuali Desa Sukamarga, Kecamatan Sidomulyo. Sebagai desa yang secara teritorial berbatasan langsung dengan ibu kota Lamsel yakni Kalianda, Pemerintah Desa Sukamarga terus menggencarkan pembangunan skala prioritas. Kepala Desa Sukamarga Muksin mengatakan, kucuran Dana Desa 2016 untuk membenahi infrastruktur sudah direalisasikan. “Dengan mengutamakan pembangunan skala prioritas masyarakat sudah dapat menikmati hasil pembangunan berupa jalan onderlagh, sumur bor, talut dan drainase,” ujar Muksin saat ditemui Radar Lamsel diruangannya, Kamis (1/12) kemarin. Rincian pembangunan itu, Muksin menjelaskan, pembangunan jalan onderlagh sepanjang 220 meter dibangun di Dusun III, satu unit sumur bor di Dusun II, pembangunan talut sepanjang 215 meter dan pembangunan drainase di tiga dusun Dusun III, IV dan V. “Dalam realisasi DD 2016 sesuai dengan arahan Bupati Lamsel, Dr. H. Zainudin Hasan, M.Hum untuk mengutamakan skala prioritas yang dibutuhkan masyarakat desa,” ujar ayah tiga orang anak itu. Orang nomor satu di Sukamarga itu juga terus menularkan semangatnya kepada aparatur desa untuk tetap bekerja secara total demi kemajuan desa. Muksin juga blak-blakan saat ditanya Radar Lamsel perihal Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di desa setempat. Diakuinya, memang tidak mudah membina 2.028 jiwa. Namun, dengan kebersamaan yang telah terjalin selama dua periode kepemimpinannya, baik aparatur desa dan masyarakat sepakat demi satu tujuan. “Mewujudkan Desa Sukamarga menjadi lebih baik, merupakan mimpi bersama,” ujar suami dari Riska Emilda itu. Dibidang pemberdayaan, lanjut Muksin, pada umumnya masyarakat bukan tidak ingin menggerakkan ekonomi kreatif dan usaha kecil menengah. Namun mindset dan pola pikir klasik perihal pemasaran produksi masih menjadi hambatan berkembangnya UKM dan ekonomi kreatif tersebut. “Masyarakat sangat mengharapkan bimbingan dari dinas dan instansi terkait agar bisa menggugah jiwa kewirausahaan, walaupun mayoritas penduduk merupakan petani. Jika terus dibimbing dan dibina tentunya bisa merubah pola pikir klasik yang cenderung menjadi hambatan,” imbuhnya. (ver)

Sumber: