Jaga Profesionalitas dan Sabar
TAK gampang menjadi seorang guru. Profesi yang bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa ini dituntut untuk profesional dan berkualitas. Selain itu, kesabaran seorang guru juga menjadi keharusan yang wajib dilakukan selama mendedikasikan diri disekolah. Selip sedikit, guru bisa menjadi cemoohan publik bahkan sampai tak dihormati. Terlebih diera saat ini. Karena hal itu guru harus bisa menjaga profesionalitasnya. Hal ini yang dialami Detia Utami yang bekerja sebagai guru di SMP Muhammadiyah Rajabasa sejak satu setengah tahun yang lalu. “Waktu masih sekolah, yang aku tahu itu tugas guru hanya mengajar saja. Semenjak aku ada diposisi (menjadi guru) itu, aku baru sadar. Kalau tugas guru itu nggak semudah yang dibayangkan orang. Butuh profesionalitas dan kesabaran,” ujar gadis berusia 23 tahun ini saat ditemui Radar Lamsel dikediamannya di Desa Tengkujuh, Kecamatan Kalianda, Senin (5/12). Dara berdarah asli Lampung ini mempunyai alasan yang kuat kenapa ia menjadi seorang guru. Hal yang dia harapkan dalam mendidik siswa-siswi bisa menjadi lebih baik, bahkan lebih baik dari guru yang membimbing mereka saat ini. “Aku sih maunya seperti itu, insyaallah anak-anak ini nantinya bisa menjadi guru bagi anak-anak dimasa mendatang. Do’ain ya, hehehe” ujar Detia. Setiap guru, kata Detia memiliki cara yang dijalankan dalam mendidik murid. Nah, hal yang dilakukannya adalah dengan cara mendekati semua murid. Baik yang memiliki masalah dalam pelajaran maupun masalah lainnya. “Misalnya ada anak yang menonjol, terus tiba-tiba dia mendapatkan nilai jeblok. Nah, itu harus kita deketin anaknya, kita tanya ada masalah apa. Dari situ kita secara nggak langsung udah ikut membantu dengan mendengar keluh kesahnya,” ujar anak pertama dari dua bersaudara ini. Detia mengharapkan kepada semua masyarakat dan khususnya siswa-siswa agar lebih menghargai profesi seorang guru, dia menilai profesi guru amatlah sangat mulia dan tidak semua orang bisa menjalankannya. (rnd)
Sumber: