Harga Sawit Tingkat Petani Masih Rendah
CANDIPURO – Harga sawit ditingkat petani masih rendah. Saat ini harga komoditas perkebunan itu masih dikisaran Rp1.000 perkilogram. Padahal harga umum dipasaran untuk bahan baku minyak goreng itu naik di kisaran Rp 1.300,- per kilogram. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, sebelumnya harga sawit dipasaran Rp 1.240,- per kilogram, kemudian kembali naik Rp 1.300. Namun kenaikan itu tidak bisa dirasakan petani di pelosok daerah yang menjual kepada pengepul dengan harga lama yakni Rp 1.000,- per kilogram. Sejumlah petani sawit mengaku kecewa dengan harga jual yang masih rendah itu. Sedangkan hasil penjualan sawit saja belum tentu dapat menutupi biaya perawatan tanam. “Harga dipasaran dari pengepul ke pabrik sudah naik, sedangkan dari petani ke pengepul masih harga lama,” ujar Mashudi (45) petani sawit asal Desa Batuliman Indah Kecamatan Candipuro, Selasa (6/12) kemarin. Diakuinya, petani sawit sangat berharap kenaikan harga bisa dirasakan juga dikalangan petani. Dengan penyesuaian harga dipasaran tentu menjadi harapan seluruh petani sawit dimanapun. “Kami harap ada peran pemerintah untuk memantau perkembangan terkini terhadap nasib petani sawit. Sebab, jika dibiarkan lama-lama ini bisa berdampak buruk bagi kelangsungan hidup petani sawit,” ujarnya. Hal senada juga dikatakan Sapardi (40) petani sawit asal Desa Rantauminyak Kecamatan Candipuro, menurutnya jika tidak ada campur tangan pemerintah dalam menyikapi persoalan ini. Harga sawit dikalangan petani tidak akan mengalami perubahan. “Petani sawit saat ini sudah cukup menderita dengan nilai jual yang anjlok. Sedangkan harga dipasaran mengalami kenaikan, ini menjadi pukulan tersendiri bagi petani,” beber dia. Dikatakannya, dengan harga yang terbilang rendah, petani tidak bisa menutupi kebutuhan tanam apalagi kebutuhan hidup sehari-hari. Pasalnya, untuk biaya tanam saja hasil penjualan sawit mereka belum bisa memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Saat ditanya mengenai besaran biaya untuk menutupi biaya perawtan sawit, Sapardi enggan menjelaskan. “Yang jelas dengan harga sedemikian rendah petani harus memutar otak agar hal itu bisa ditutupi,” ujar Sapardi tanpa menjelaskan secara spesifik. Rendahnya harga jual dari petani itu dibenarkan oleh Kepala Desa Batuliman Indah, Bejo. Dikatakannya, sebagai desa penghasil sawit terbesar di Candipuro, sudah banyak keluhan petani mengenai harga jual. “Sebetulnya jika dipasaran sudah naik, otomatis harga dikalangan petani juga ikut naik. Sudah menjadi rahasia umum jika petani sawit saat ini menjerit dengan kondisi tersebut,” tandasnya. Pantauan Radar Lamsel harga jual sawit di tiga kecamatan yakni Candipuro, Katibung, dan WaySulan naik tipis Rp. 1.300,- per kilogram sebelumnya Rp. 1.240,- per kilogram. Sementara harga jual dikalangan petani masih bertengger di anga Rp. 1.000,- per kilogram. (ver)
Sumber: