Intensifkan Jaringan Irigasi pada Lahan Produktif
Sikapi Pengurangan Lahan Akibat Tergusur JTTS
KALIANDA – Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kabupaten Lampung Selatan mulai mengambil langkah kongkret untuk menyikapi ancaman target swasembada pangan akibat penggusuran lahan produktif untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bakauheni-Terbanggi Besar. Langkah yang diambil, adalah mengintensifkan lahan produktif yang ada dengan perbaikan jaringan pengairan dan menerapkan tekhnologi pertanian yang moderen. Itu ditegaskan Plt. Kepala DPTPH Lamsel A.H. Firdaus, SP saat ditemui Radar Lamsel, Jum’at (9/12) pekan lalu. Pihaknya mencatat setidaknya ada 334,19 hektare lahan produktif pertanian yang ada di 17 kecamatan ini tergusur pembangunan megaproyek tersebut dari lahan produktif di Bumi Khagom Mufakat ini seluas 45.785 hektare. Jumlah tersebut sangat sedikit, namun dimungkinkan akan berdampak pada pengurangan hasil produksi pertanian khususnya beras. “Kita telah mengetahui berapa lahan yang beralih fungsi karena pembangunan JTTS. Kita tidak boleh pesimis. Kita yakin, dengan tekhnologi pertanian dan pemanfatan irigasi yang baik akan meningkatkan hasil panen para petani,”kata Firdaus. Yang segera dilakukan, kata dia, adalah dengan memperbaiki jaringan irigasi atau pengairan pada lahan-lahan pertanian yang dimungkinkan bisa dialiri air dari sungai terdekat. Sehingga, para petani bisa memperoleh panen yang lebih dari tahun-tahun sebelumya. “Kalau mereka hanya bisa sekali panen dalam setahun, dengan pengairan yang baik akan bisa panen menjadi dua kali setahun. Artinya, dengan luasan lahan yang berkurang tetapi hasil panen bisa meningkat,”imbuhnya. Selain itu, lanjutnya, melakukan tekhnologi pertanian yang modern seperti sistem salibu dan jejer legowo juga sudah mulai harus dilakukan petani. Karena, dua metode itu diyakini mampu mendongkrak hasil panen petani. “Kami juga sudah memberikan sosialisasi kepada para penyuluh untuk menerapkan metode-metode modern. Dengan begitu, bisa menutupi kekurangan hasil pertanian yang lahannya sudah tidak produktif lagi,”lanjutnya. Apakah minimnya pupuk bersubsidi bisa jadi kendala ? Firdaus tidak membantahnya. Kebutuhan pupuk memang sangat berdampak kepada hasil pertanian. Namun, dirinya akan berupaya untuk mengajukan penambahan pupuk ke pemerintah pusat. “Kami akan terus berupaya untuk meminta penambahan kuota pupuk bersubsidi. Disisi lain, petani juga kita minta untuk belajar memanfaatkan pupuk organik yang ada disekitarnya. Karena, pupuk organik juga bisa mendongkrak hasil pertanian,”pungkasnya. Untuk diketahui, Pemkab Lamsel ditargetkan oleh Pemprov Lampung untuk swasembada beras sebanyak 500 ton per tahun. Tahun ini, Lamsel telah menyumbang lebih dari 500 ton beras. (idh)Sumber: