Klaim Angka Pernikahan Dini Dibawah Angka Nasional
Bagian Kessos Tak Miliki Data Pernikahan Dini
KALIANDA –Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan mengklaim jumlah warga yang melakukan pernikahan dini masih dibawah angka nasional yang sebesar 46,7 persen. Jumlah tersebut diambil dari angka anak putus sekolah yang cinderung melakukan pernikahan dini. Itu tergambar saat sosialisasi pencegahan pernikahan dini bagi pelajar yang diikuti oleh 150 pelajar SMP dan SMA se-Kabupaten Khagom Mufakat ini, di Aula Rajabasa Kantor Bupati Lamsel, kemarin. Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Sosial Setdakab Lamsel Ahmad Rodhi mengungkapkan, diperkirakan jumlah anak yang melakukan pernikahan dini dibawah usia 19 tahun di Lamsel mencapai 30 persen dari keseluruhan anak diusia tersebut. Namun, sayangnya pihaknya tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah anak yang memiliki usia dibawah 19 tahun yang tinggal di kabupaten paling Selatan ini. “Lamsel berada di angka 30 persen untuk anak putus sekolah yang cinderung melakukan pernikahan dini. Kalau jumlahnya, kami tidak mengetahui persis. Karena, data ada di Depag RI. Sosialisasi ini, kami lakukan supaya tidak ada lagi siswa yang putus sekolah dan melakukan pernikahan dini,”ujar A. Rodhi saat diwawancarai Radar Lamsel usai kegiatan, kemarin. Dia menambahkan, pernikahan yang relatif masih muda ini diyakini akan banyak mengandung resiko yang dialami khususnya dari kalangan perempuan. Salah satunya, tingginya angka kematian pada ibu dan balita disaat melahirkan. “Ini disebabkan, calon ibu yang usianya masih belum siap untuk melahirkan. Maka, kami gencar menggelar sosialisasi ini agar tidak ada lagi kedepannya anak yang menikah diusia muda. Langkahnya, dengan memberikan konseling baik di sekolah maupun dilingkungan keluarga,”tutupnya. Sementara itu, pada pembukaan sosialisasi tersebut Sekkab Lamsel Ir.Fredy Sukirman, MM mengharapkan, agar sosialisasi pernikahan dini ditingkat kalangan pelajar seperti ini jangan hanya digelar dilingkup pemkab saja. Melainkan, bisa digelar secara berkesinambungan dan diadakan ditiap-tiap sekolah. Ini bertujuan untuk pencegahan pernikahan dini agar tepat sasaran. “Sosialisasi ini sangat penting sekali untuk dipahami dan berpengaruh sekali khususnya kalangan pelajar.Dimana suatu pernikahan dalam berumah tangga membutuhkan kematangan biologis dan spikologis. Melalui sosialisasi ini, diharapkan siswa pelajar dapat menunda pernikahan dini,”ungkap Fredy dalam sambutannya. (idh)Sumber: