Jadikan Hari Ibu Momentum Perjuangan

Jadikan Hari Ibu Momentum Perjuangan

Peringatan Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember dijadikan sebagai hari kasih sayang terhadap ibu. Mulai dari pamer foto di media social hingga berbagai ungkapan menjadi tranding topik seharian penuh. “Tak mampu ku membalas... ibu,”sebaris lirik lagu dari penyanyi legendaris Iwan Fals yang berkisah tentang perjuangan seorang ibu menjadi awal perbincangan antara Radar Lamsel dan Muli asal Desa Hara Banjar Manis, Kecamatan Kalianda, kemarin. Namanya Yeni Ayu Lestari, remaja yang baru mencicipi bangku perkuliahan ditahun pertamanya pada September lalu di UIN Raden Intan Lampung. Ya, dimata Ayu sapaan akrabnya, sosok seorang ibu adalah seorang pejuang seperti yang dikisahkan dalam lirik lagu Iwan Fals yang diucapkannya. “Meski dengan susah payah, seorang ibu akan berusaha hingga berdarah-darah untuk membahagiakan anak-anaknya. Begitulah ibu, tidak mengeluh sedikitpun,” ujarnya kepada Radar Lamsel, Rabu (22/12) kemarin. Diakuinya, ketika hari ibu banyak orang utamanya remaja memposting foto kebersamaan bersama dengan ibu mereka, adapula yang mengungkapkan dengan menuliskan caption di media socialnya. Namun bagi Ayu, hal tersebut seharusnya tidak harus menunggu moment hari bu. “Bagi saya hal itu seharusnya dilakukan tidak perlu menunggu hari ibu, lakukanlah setiap hari. Seolah hari ibu itu ya setiap hari,” ujar mahasiswi Fakultas Tarbiyah itu. Dengan kata lain, hari ibu diyakini sebagian remaja hanya pada tanggal 22 Desember saja. Meskipun banyak juga yang lupa, atau bahkan tidak tahu hari ibu. “Semua ungkapan untuk ibu itu tujuannya sama, bentuk kecintaan pada ibu,” ujar dia. Puteri sulung dari pasangan Syahruddin dan Syamsidar itu mengungkapkan peringatan hari ibu menjadi momentum perjuangan untuk membahagiakan seorang ibu. Perjuangan untuk membahagiakan seorang ibu tentunya dengan meraih prestasi. “Untuk gadis yang masih belajar dan baru mencicipi bangku perkuliahan tentu prestasi lah yang bisa saya berikan agar tidak mengecewakan orang tua,” ujar muli yang hoby membaca puisi itu. Ya, dengan hoby membaca puisi yang digelutinya dari sejak SMA, Ayu mulai menunjukan perstasinya. Terbukti dara cantik lulusan SMA 2 Kalianda itu pernah menjuarai ajang perlombaan baca puisi. “Pernah ikut ajang baca puisi dan meraih juara,” uja Ayu. Puisi karya sastrawan ternama, mulai dari Taufiq Ismail, W.S Rendra, hingga era Sapardi Djoko Damono pun menjadi bacaan nya dikala mengisi waktu luang. Dengan hoby yang ditekuni Ayu mengaku lebih tertarik mengutarakan kecintaannya terhadap seorang ibu melalui puisi. “Kalau remaja kebanyakan memposting foto atau kebersamaannya dengan ibu mereka. Saya lebih tertarik untuk menuliskan puisi untuk ibu,” ujar gadi berjilbab ini. Saat ditanya mengenai peran seorang ibu dalam hidupnya, Ayu mengutarakan bahwa Ibu adalah segalanya. Perannya dalam keluarga sangatlah vital sama juga seperti seorang ayah namun ibu lebih dominan. “Ibu lebih dominan, saya rasa semua orang hebat di dunia ini lahir dari rahim seorang ibu. Dibalik orang hebat pasti juga ibunya hebat bukan!,” tegasnya. Lebih lanjut remaja kelahiran 26 Juni 1998 itu mengajak muda-mudi yang ada di Lamsel untuk berjuang membahagiakan ibu. Meski perjuangan itu tidak sebanding dengan pengorbanan ibu, namun hal itu diyakini bisa memberikan kebahgian bagi para ibu. “Melihat anaknya berprestasi, berjuang, belajar, bekerja dan berusaha akan timbul rasa bangga dari seorang ibu yang kasihnya tak terhingga sepanjang masa,” tandasnya. (ver)

Sumber: