Mentan Haramkan Impor Pangan
KATIBUNG – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman haramkan impor bahan pangan dari luar negeri. Menurutnya, Indonesia dengan lahan perkebunan dan pertanian yang luas dinilai cukup untuk menjadi suplayer di negeri sendiri, bahkan untuk negara tetangga di Asia Tenggara. Itu diungkapkan Andi Amran Sulaiman saat mengunjungi panen raya jagung di Desa Tanjung Agung, Kecamatan Katibung, Kamis (16/2) kemarin. Dia mengatakan, Lampung merupakan salah satu Provinsi yang di prioritaskan menjadi penyuplai pangan di Indonesia karena dinilai sukses menjalankan program akselerasi tanaman jagung. “Negara kita negara yang kaya, maka saya tegaskan tidak perlu impor pangan dari luar. Cukup berdayakan para petani yang ada di desa tentunya dengan perhatian dari para pengusaha dan pemerintah daerah,” kata Andi Amran Sulaiman kepada wartawan, kemarin. Andi Amran Sulaiman yang sempat menjadi sorotan banyak pihak atas pengangkatannya sebagai kabinet kerja periode 2014 – 2019 itu menjelaskan, memang tidak mudah untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai penyuplai pangan. Tapi jika terus menerus mengimpor kapan negeri ini bangkit?. “Dulu saat saya baru diangkat banyak yang memprotes. Banyak yang menyoroti karena saya bersikeras untuk tidak impor pangan. Bahkan ada jagung dari Argentina yang mau masuk ke Indonesia saya suruh kembalikan. Ini merupakan komitmen agar Indonesia kembali jaya pada hasil pertanian,” tegasnya. Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu juga mengapresiasi kegigihan para pengusaha muda dan geliat para petani yang semangat untuk meningkatkan hasil produksi pangan. Ditambah lagi pengadaan harga dasar yang diterapkan oleh perusahaan dinilai sangat membantu dan menjaga stabilitas harga jagung dipasaran. “Adalah mimpi kami menjadikan Indonesia penyuplai expor swasembada pangan, kami fokuskan di 10 provinsi yang menjadi prioritas dan salah satunya di Lampung,” katanya lagi. Daerah-daerah terpencil lanjut dia seperti diperbatasan Papua juga dijadikan sentra pangan dengan tidak lagi mengimpor dari Thailand maupun Vietnam. Persaingan harga dinilai wajar, namun lanjut Amran soal harga bisa kami nego separuh harga agar warga tidak lagi mengkambing hitamkan harga yang bisa memicu impor. “Saya optimis agar para petani jagung yang ada di Lampung diberdayakan, ini menjadi tugas bagi para pengusaha dan Pemda juga,” tandasnya. (ver)
Sumber: