Ribuan Hektare Tanaman Padi Terancam Puso
KALIANDA – Musibah banjir tengah melanda sebagian wilayah di Indonesia, tak terkecuali di Lampung Selatan. Meski tak melanda pemukiman warga, namun dipastikan ribuan hektare lahan pertanian rusak akibat terendam banjir. Dari data yang dihimpun Radar Lamsel pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Lamsel, sebanyak 2.293 hektare tanaman padi terendam banjir. Areal persawahan yang terendam banjir ini berada pada lima kecamatan. Rinciannya, 11 desa di Kecamatan Candipuro dengan luasan tanaman padi mencapai 1.156 hektare, tiga desa di Kecamatan Sragi mencapai 175 hektare, delapan desa di Kecamatan Palas mencapai 875 hektare, lima desa di Kecamatan Ketapang mencapai 84 hentare dan satu desa di Kecamatan Jatiagung berjumlah tiga hektare. Kabid Tanaman Pangan DTPHP Lamsel Mugiono, SP., mewakili Kepala DTPHP Ir. Rini Ariasih menegaskan, secara umum terjadinya banjir akibat luapan air sungai baik itu sungai Way Pisang maupun Way Ketibung. “Ya, berdasarkan data yang kami himpun akan segera dilaporkan kepada Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan,”ujar Mugiono kepada Radar Lamsel, kemarin. Pihaknya tidak memungkiri jika ribuan hektare tanaman padi yang berusia sekitar 15 – 45 hari berpotensi puso. “Kami akan terus melakukan monitoring untuk beberapa hari kedepan. Sehingga, bisa kita peroleh kepastian berapa luas tanaman padi yang gagal panen atau puso,”imbuhnya. Lebih lanjut dia mengatakan, berbagai langkah kongkret akan dilakukan DTPHP untuk meringankan beban para petani. Mulai dari menyediakan bantuan bibit baik melalui cadangan benih daerah (CBD) maupun cadangan benih nasional (CBN), koordinasi dengan dinas terkait juga terus dilakukan untuk melakukan perbaikan tanggul penangkis dan normalisasi sungai. “Tanggul jebol di Desa Sinar Pasemah harus segera dibangun dan normalisasi saluran Way Pisang harus segera dilakukan. Supaya kedepannya bisa mengantisipasi bencana yang sama. Selain itu, petani yang ada di daerah rawan bencana juga disarankan untuk mengikuti Asuransi Usaha Tanaman Pangan (AUTP),”pungkasnya. Sementara itu, Pasiter Kodim 0421/Lamsel Sukarno tidak memungkiri jika musibah banjir ini sangat berpengaruh terhadap swasembada pangan di kabupaten paling Selatan ini. Agar para petani tidak merugi terlalu besar, pihaknya menghimbau supaya petani menunda tanam sampai kondisi benar-benar stabil. “Apa salahnya kalau ditunda menanam sampai sepekan kedepan. Supaya cuaca sedikit normal. Karena, petani bisa rugi banyak akibat hujan yang turun terus menerus,”singkat Sukarno di kantornya, kemarin. (idh)
Sumber: