Zainudin Prihatin Kasus Pemuda Sidomulyo

Zainudin Prihatin Kasus Pemuda Sidomulyo

KALIANDA – Dugaan keterlibatan warga Lampung Selatan mendapat perhatian dari Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan. Orang nomor satu di Bumi Khagom Mufakat ini prihatin terhadap kasus tersebut. Dia juga menilai adanya kasus tersebut menjadi cambuk bagi Pemkab Lamsel dan kelembagaan yang ada di Lamsel. Minimnya koordinasi dan pembinaan masyarakat boleh jadi menjadi pemicu adanya pemuda yang terjerebab dalam paham radikal yang melanggar hukum dan norma agama. “Nah, ini. Inilah gunanya FKUB dan FKDM itu ada. Turun kebawah. Lihat apa yang terjadi di lingkungan masyarakat. Jangan sampai lengah. Jangan setelah ada informasi seperti ini baru sibuk. Tidak ada gunanya berarti lembaga itu bagi masyarakat,” kata Zainudin Hasan kepada wartawan di Kantor Bupati Lamsel kemarin. Sejauh ini, Zainudin Hasan mengaku belum mendapatkan laporan resmi baik dari jajaran kepolisian maupun Kesbangpolinmas selaku dinas yang mengurusi masalah tersebut. “Ya, saya dengar, Tetapi belum tahu laporan resmi nya seperti apa. Karena kejadiannya di luar Lamsel,”ujar Zainudin. Zainudin menegaskan tidak akan menelan mentah-mentah informasi dan pemberitaan diberbagai media mengenai peristiwa tersebut. Namun, pihaknya bakal mencari informasi lebih lanjut mengenai informasi tersebut. “Kita perlu investigasi dulu. Apakah benar dia warga asli Lamsel atau pendatang dari luar daerah. Ya, sangat memprihatinkan kondisi yang terjadi ini,”imbuhnya. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi persoalan yang sama, lanjutnya, kelembagaan atau forum yang berada dibawah naungan pemkab harus memiliki peranan aktif kepada masyarakat. Sehingga, bisa dicegah sejak dini apaila terdapat jaringan terlarang atau bahkan aliran sesat. “Kedepan kita berharap lembaga-lembaga yang menangangi hal ini benar-benar bisa berdaya guna. Masyarakat juga ikut menjaga lingkungannya,” ungkap dia. Sebelumnya diberitakan, keterlibatan JS (19) pemuda asal Desa Siringjaha, Kecamatan Sidomulyo masuk dalam jaringan terorisme disinyalir bermula dari akun media social facebook. JS tergabung dalam sebuah grup pengajian mingguan. Dari hasil penelusuran Radar Lamsel kepada sejumlah anggota keluarga dan kerabat JS di Desa Siringjaha perlahan memberikan titik terang. JS yang tertangkap oleh anggota Densus 88 anti teror di Tolitoli Sulawesi Tengah itu bekerja sebagai pelayan disebuah toko bangunan. JS bekerja seorang diri sebagai pelayan dan hampir kesehariannya dihabiskan untuk melayani para pembeli ditoko tersebut.(idh)

Sumber: