DPRD OKI Belajar Ternak Sapi PO di Lamsel
KALIANDA – Kabupaten Lampung Selatan terus menjadi rujukan sejumlah daerah dalam pembangunan. Teranyar pengembangan ternak sapi peranakan ongole (PO) yang dilakukan Pemkab Lamsel dilirik Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Mereka ingin mengadopsi pengembangan ternak sapi PO didaerah mereka. Karena tujuan itu DPRD OKI mengunjungi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Lamsel Kamis (30/3), kemarin. Menurut anggota Komisi II DPRD Kabupaten OKI Sumatera Selatan H. Laharsen Murtado, kedatangan dirinya bersama sejumlah anggota komisi II lainya ke kabupaten Lamsel, tidak lain untuk mempelajari tata cara pengembangan ternak sapi. “Mengapa kami pilih Lamsel, karena gaung keberhasilan kabupaten Lamsel dalam mengembangkan dunia peternakan sudah menyentuh hampir seluruh kabupaten di Indonesia,” ujar Laharsen Murtado kepada Radar Lamsel saat ditemui usai bertatap muka dengan jajaran DPKH Lamsel, kemarin. Laharsen menilai, kabupatenLamsel merupakan salah satu kabupaten yang memiliki program unggulan peternakan sapi PO. Bahkan, Lamsel juga telah ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai salah satu daerah potensi peternakan sapi PO. “Kami datang ke Lamsel untuk mengetahui lebih jauh seperti apa dan bagaiman cara pengelolaan peternakan sapi po disini hingga bisa berkembang. Hasil belajar yang dapat dari sini, tentunya akan kami terapkan di kabupaten OKI,” terangnya. Diungkapkannya, salah satu program yang akan diadopsi adalah menyangkut soal sumber daya manusia (SDM) pengelolaan ternak sapi di Lamsel yang dinilai pihaknya sangat bagus untuk diterapkan di kabupaten OKI. “Kami ini wakil rakyat yang tentunya memiliki rasa kepedulian terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kabupaten OKI khususnya bagi masyarakat peternak sapi. Untuki itu kami ingin mengetahui lebih jauh. Bagaimana mekanisme penerapannya, dan seperti apa cara meningkatan SDM pengelolaan ternak sapi PO ini,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala DPKH Lamsel Drh. Arsyad Husein menjelaskan, Lamsel memang ditunjuk oleh Kementan RI sebagai kawasan peternakan sapi PO. Bahkan, kabupaten ini juga memiliki dua perusahaan swasta di bidang penggemukan sapi yang bermitra dengan pemerintah. “Populasi sapi di Lamsel saat ini memang cukup besar yang jumlahnya mencapai sekitar 111 ribu ekor per tahun. Bahkan, untuk tahun ini (2017, red) kami kembali ditargetkan untuk bisa mencapai 113 ribu ekor per tahun. Maka wajar saja jika Lamsel juga dijadikan sebagai salah satu daerah swasembada daging di Provinsi Lampung,” jelasnya. Arsyad menuturkan, pihaknya tidak merasa keberatan untuk berbagi ilmu kepada siapa saja yang ingin mempelajari ilmu peternakan khususnya tentang tata cara pengembangan ternak sapi yang baik dan benar. “Tidak ada salahnya kalau kita sama-sama belajar dan berbagi ilmu dengan daerah lain. Toh ini demi kebaikan bersama dalam rangka memeratakan konsumsi daging sapi bagi masyarakat di seluruh Indionesia,” pungkasnya. (iwn)
Sumber: