Ini Perbedaan Bensin Pertamina dengan Bensin Palembang

Ini Perbedaan Bensin Pertamina dengan Bensin Palembang

SIDOMULYO – Masyarakat diwilayah Kecamatan Sidomulyo, Candipuro, Waypanji, serta Waysulan tengah heboh dengan bensin palsu yang belakangan disebut dengan bensin Palembang. Hingga kini peredaran bensin abal-abal itu ternyata masih dijumpai disejumlah pelosok wilayah Lampung Selatan tersebut. Publik harus jeli dan cermat dalam membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang dijual ditingkat pengecer. Sebab, jika tak begitu bisa jadi kendaraan motor bisa rusak. Untuk diketahui, ada beberapa perbedaan yang mencolok antara BBM jenis premium dari Pertamina dengan bensin palembang. Penelusuran Radar Lamsel menyingkap peredaran bensin abal-abal dimulai dari Kecamatan Way Panji. Sample bensin palsu diambil dari salah satu kios pertamini milik warga yang berada di pasar patok, Kecamatan Way Panji. Berawal dari sana, ujicoba keaslian bensin yang ada dikios-kios pengecer pun dilanjutkan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 24.354.124 Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo. Manager SPBU 24.354.124 Syamsudin memaparkan, perbedaan secara fisik langsung terlihat mencolok saat Premium milik SPBU di sejajarkan dengan bensin abal-abal tersebut. Dari corak warna bensin abal-abal terlihat lebih kuning kecoklatan ketimbang Premium milik SPBU yang punya ciri kuning bening. “Dari warna saja sudah bisa dipastikan perbedaannya, kalau bensin abal-abal lebih kecoklatan ketimbang premium yang dijual oleh SPBU yang telah teruji oleh Pertamina,” kata Syamsudin kepada Radar Lamsel, Rabu (5/7) kemarin. Setelah membedakan sample yang didapat dari Way Panji, pihak SPBU kembali mengambil sample yang didapat dari Desa Trimo Mukti Kecamatan Candipuro. Kali ini hasilnya masih sama dengan ciri yang juga sama yakni berwarna kuning kecoklatan. “Kita ambil lagi sample yang berbeda tempat, hasilnya pun sama, fisik bensin yang bukan dari SPBU 24.354.124 lebih kuning kecoklatan,”  paparnya. Tak sampai disitu, kali ini tim kembali mendatangkan bensin yang diduga abal-abal dari daerah yang berada diluar Kecamatan Sidomulyo. Kali ini, tim kembali menemukan perbedaan, corak warna hampir menyerupai premium milik SPBU. Namun bedanya jika milik SPBU kuning jernih sementara bensin yang didapat dari Bumi Jaya berwarna kuning keruh. “Nah, jangan sampai salah membedakan. Ini hampir sama tapi kuningnya agak keruh ya, bukan kuning jernih. Konsumen mesti teliti jangan sampai menimbulkan fitnah karena pihak SPBU sudah melakukan perbandingan mana yang Premium dari Pertamina dan mana bensin yang bukan dari pertamina,” terangnya. Lebih lanjut cara lain yang dapat membedakan antara BBM tersebut yakni dengan cara menuangkan bensin kedalam sebuah mangkuk. Kemudian lanjut Syamsudin celupkan potongan styrofoam kedalamnya, jika styrofoam tersebut larut dengan cepat maka dipastikan itu adalah Peremium dari Pertamina. “Sebaliknya, jika styrofoam tidak melebur saat dicelupkan kedalam bensin maka dipastikan bensin tersebut bukan hasil produksi dari Pertamina,” katanya lagi. Sederhanyanya, Syamsudin melanjutkan, ujicoba ini dapat diketahui dengan cepat jika styrofoam itu larut dalam waktu 10 detik, sebaliknya jika bensin tersebut abal-abal styrofoam yang dicelupkan tak akan larut. “Meski larut itupun memakan waktu lebih dari 10 menit,” beber dia. Percobaan tersebut sekaligus menepis anggapan dan isu yang beredar terkait SPBU Umbul Keong yang diterpa kabar miring soal penjualan bensin kualitas buruk. Pihak SPBU mengklaim jika hal tersebut tak benar. Pasalnya, selain sudah teruji Pertamina SPBU 24.354.124 rutin dilakukan pengecekan oleh tim pasti pas. Sebelumnya, desas-desus tersebut menimbulkan spekluasi adanya permainan pengusaha bensin abal-abal untuk memuluskan langkah dan pendistribusian ke pelosok-pelosok wilayah yang jauh dari SPBU. Manager SPBU 24.354.124 Syamsudin mengatakan, selama ini kualitas BBM semua jenis mulai dari premium, pertalite, pertamax hingga solar tak luput dari pengawasan Pertamina. Sontak saja managemen SPBU mengindikasikan adanya upaya legalitas BBM abal-abal. Sementara Heru (30) warga Palas yang menjadi konsumen di SPBU Umbulkeong mengaku tidak pernah menemui kendala apalagi sampai menyebabkan mesin kendaraan rusak. “Selama ini nomal-normal saja, kalau di SPBU ini kan rutin dilakukan pengecekan oleh tim Pasti Pas maka itu kami tak ragu. Ketimbang harus membeli bensin yang tak jelas asal-usulnya,” tandasnya. (ver)  

Sumber: