SPBN Tutup, Ratusan Nelayan PPI Kesulitan BBM

SPBN Tutup, Ratusan Nelayan PPI Kesulitan BBM

KALIANDA - Para nelayan yang bersandar di dermaga bom Kalianda mengeluhkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) setempat yang sudah dua bulan ini tidak beroperasi. “Kami juga nggak tau mas kenapa SPBN nya tutup terus. Sudah mau dua bulan ini tidak beroperasi. Padahal para nelayan disini (dermaga bom, red) sangat butuh BBM untuk melaut,” ujar Wawan salah seorang nelayan yang ditemui Radar Lamsel di PPI Dermaga Bom Kalianda, Minggu (3/9) kemarin. Menurut Wawan, mereka (para nelayan, red) terpaksa harus membeli bahan bakar minyak ke kios-kios yang ada diluaran. Jika itu tidak dilakukan maka para nelayan tidak bisa menjalankan aktifitas melautnya. “Ya terpaksa harus beli diluaran, karena bahan bakar minyak merupakan kebutuhan paling utama bagi kami untuk menjalankan aktifitas di laut. Sebenarnya keberadaan SPBN di dermaga bom ini sangat membantu untuk kelangsungan hidup para nelayan yang setiap harinya membutuhkan bahan bakar minyak untuk mesin perahunya guna mencari tangkapan ikan di laut,” ungkap Wawan. Dia menuturkan, pada awal diresmikannya SPBU Dermaga Bom ini, pihak Koperasi Mina Dermaga selaku pengelola begitu rajin mengoperasikan SPBN tersebut untuk melayani nelayan yang membutuhkan bahan bakar minyak. “Tapi kenapa belakangan ini pengelolaannya makin molor aja. Kadang buka kadang juga nggak. Bahkan, sekarang ini sudah hampir dua bulan tutupnya. Kalau info yang saya dengar SPBN Dermaga Bom ini tutup, dikarenakan pihak pengelola tidak memiliki modal untuk membeli BBM dari pihak pertamina,” ungkapnya. Senada dikatakan Bahri, nelayan congkel mini yang juga mengeluhkan tutupnya SPBN di dermaga Bom Kalianda sejak dua bulan terakhir ini. “Sebenarnya kalau tetap buka setiap hari, para nelayan yang bersandar di pelabuhan dermaga bom ini tidak perlu jauh-jauh membeli bahan bakar solar ataupun pertalite ke SPBU yang letaknya jauh dari lokasi dermaga bom,” ucapnya. Dengan kondisi tersebut, lanjut Bahri, para nelayan seringkali kesulitan untuk menjalankan aktifitas melaut, dikarenakan tidak adanya bahan bakar minyak dilokasi PPI Dermaga Bom Kalianda. “Ya kalau tidak membeli di kios-kios eceran, kami tidak bisa melaut mas. Sebab, minyak jenis petralite menjadi kebutuhan utama kami dalam menjalankan aktifitas dilaut,” kata Bahri. Diungkapkannya, para nelayan congkel awalnya merasa senang dengan telah berdirinya SPBN di PPI Dermaga Bom Kalianda yang menyediakan BBM jenis petralite. Karena, selama ini para nelayan  seringkali kesulitan untuk mendapatkan BBM jenis tersebut. “Tadinya kami senang sudah ada SPBN di dermaga bom ini yang menyediakan minyak petralite. Tapi sekarang malah tutup,” keluhnya. Lain halnya yang dikatakan Ali, warga lingkungan Kalianda Bawah ini sangat menyangkan macetnya aktifitas jual-beli bahan bakar minyak di SPBN yang dibangun oleh pemerintah daerah Lampung Selatan. “Sangat disayangkan kalau pasilitas tersebut tidak dimanfaatkan. Karena untuk membangun SPBN tersebut tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Ya kalau pihak pengelola sudah tidak sanggup lagi untuk mengelolanya dengan alasan tidak ada modal, cepat dong diserahkan ke dinas kelautan untuk dicarikan pengantinya,” terang Ali. Sebab, BBM menjadi kebutuhan utama para nelayan untuk menjalankan aktifitas melaut. “Belum aja jalan setahun SPBN ini, kok malah sekarang sudah melempem. Bahkan sampai tutup,” ucapnya. Sayangnya, saat Radar Lamsel dikonfirmasi Ketua Koperasi Mina Dermaga Kalianda Sobri saat dihubungi nomor ponselnya tidak memberikan respon, meski ponselnya dalam keadaan aktif. Informasi yang diperoleh Radar Lamsel, tutupnya SPBN di PPI Dermaga Bom Kalianda yang terjadi sejak dua bulan terakhir ini, disebabkan pihak pengelola sudah tidak lagi memiliki modal untuk membeli bahan bakar minyak guna memenuhi kebutuhan para nelayan di Kalianda. Untuk diketahui, terdapat sekitar 150-an nelayan yang sandar dan melaksanakan aktivitas laut dengan mengandalkan BBM dari SPBN didermaga bom PPI Kalianda (iwn)

Sumber: