1.809 Hektar Padi di Palas Terendam Banjir
64 Rumah dan Puluhan Hektar Sawah di Way Panji juga Terendam
PALAS - Tingginya intensitas hujan beberapa hari terakhir berdampak ribuan hektar tanaman padi di Kecamatan Palas terendam banjir. Sementara di kecamatan Way Panji, 64 rumah dan puluhan hektar swah juga terendam. Pantauan Radar Lamsel, sawah yang tergenang banjir antara lain Desa Mekar Mulya, Desa Pulau Jaya, Desa Pulau Tengah dan Desa Bandan Hurip. Ketua Gapoktan Mekartani Desa Mekar, Kecamatan Palas Mulya H. Darto menerangkan, sekitar 500 hektar tanaman padi yang baru berusia 1—20 hari terkena banjir. “Hampir separuh tanaman padi di Mekar Mulya terendam banjir. Penangan sementara kami cuma bisa menuras air dengan mesin pompa,” kata dia. Hal serupa juga diungkapkan Ketua Gapoktan Desa Pulau Jaya, Kecamatan Palas Iskandar. Dia mengatakan, air dari luapan Irigasi Lima yang tak mampu menampung volume air sehingga air meluap menggengi sawah. Selain menggenangi sawah, lanjut Iskadar, terdapat dua rumah yang berada di tepi persawahan ikut tergenang banjir. “Hujan turun dari sore hingga pagi. Akibat 50 hektar sawah di Pulau Jaya terendam banjir. Untuk sementara ini kami sedang mendata petani yang belum terdaftar asuransi usaha tani padi (AUTP) supaya bila terjadi puso petani bisa mengklaim ganti rugi,” ujarnya. Plh. Kepala UPTD P3 Kecamatan Palas Agus Santosa mengatakan terdapat 1.809 tanaman padi terkena banjir. Namun, kata dia, apakah akan terjadi puso atau tidak pihaknnya belum dapat memastikan. “Berdasarkan data yang kami himpun terdapat 1.809 sawah terendam banjir usia 15-30 hari. Petugas kami juga akan mendata selama tiga hari kedepan. Nanti baru bisa di tentukan apakah puso atau tidak,” ujarnya. Plt. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Lampung Selatan Fuadi, SP mengatakan, agar petani tidak mengalami kerugian yang terlalu besar petani diharapkan mendaftar AUTP. “Supaya petani tidak mengalami kerugian yang terlalu besar, petani diharapkan mendaftar AUTP. Selain itu kami juga akan melakukan penanggulangan kerugian akan diberikan bantuan bibit. Untuk itu diharapkan petugas penyuluh segera mendata petani yang terkena dampak banjir,” katanya kepada Radar Lamsel di Desa Pulau Jaya, kemarin. Dikecamatan Way Panji, sebanyak 64 rumah warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji dan puluhan hektar sawah terendam akibat diguyur hujan lebat Senin (26/2) kemarin yang menyebabkan aliran sungai anak Way Katibung meluap. Pantauan Radar Lamsel, luapan air sungai masih menggenangi sebagian rumah warga. Tak hanya itu, banjir juga turut merendam badan jalan. Sebanyak 64 rumah berada didua dusun yakni Dusun Kediri sebanyak 41 rumah dan Dusun Bandung sebanyak 23 rumah, sementara seluas 5 hektar sawah dikecamatan Way Panji ikut terdampak. Suwandi (43), Ketua RT 01 Dusun Bandung, Desa Sidoharjo mengatakan, banjir yang terjadi kali ini adalah yang terparah. Sebab kata dia air sempat mencapai setinggi lutut hingga berangsur surut pada pukul 14.00 WIB kemarin. “Tadi pagi (Senin pagi’red) sih hampir setinggi lutut air yang masuk kerumah warga, tapi sekarang sudah surut hanya saja masih merendam sebagian teras rumah dan halaman warga,” kata Suwandi saat ditemui dikediamannya, Senin (26/2). Hal senada dikatakan Ngadiman (45). Akibat air yang masuk kerumahnya beberapa perabotan rumah tak bisa diselamatkan. “Banjir tiba-tiba masuk kerumah setinggi lutut, beberapa perabotan ya rusak kena air,” sebut dia. Camat Way Panji Isro Abdi nengatakan, saat ini terdapat 64 rumah yang sudah diinventarisir oleh pemerintah kecamatan. Diakui banjir yang melanda Desa Sidoharjo kali ini merupakan yang terparah. “Penyebabnya aliran sungai meluap. Sementara tanggul penangkis yang ada tidak cukup besar sehingga air merembet masuk kepemukiman. Saat ini sudah kami inventarisir,” ujarnya usai meninjau lokasi banjir. Dilanjutkan, sebanyak 5 hektar sawah milik petani yang berusia 30 hari juga ikut terendam banjir. Isro menjelaskan apabila tak datang banjir susulan tanaman milik petani itu bisa dipastikan selamat. “Kalau untuk sawah ada sekitar 5 hektar sawah masuk dalam fase vegetatif. Kemungkinan masih bisa selamat jika banjir tidak kembali datang,” katanya. Sebagai antisipasi, lanjut Isro pihaknya berkoordinasi dengan BPBD Lamsel dan tim medis untuk mendirikan posko siaga banjir di depan kantor Desa Sidoharjo. “Kejadian langsung kami laporkan ke BPBD dan Polres, sebagai antisipasi sementara akan dibangun posko siaga banjir,” imbuhnya. Sedangkan di Kecamatan Sidomulyo terdapat dua areal persawahan yang terendam banjir yakni Desa Sidowaluyo dan Desa Sidorejo, dari dua desa itu sekitar 10 hektar sawah terdampak banjir. Kepala UPT DTPHP Kecamatan Sidomulyo Didik membenarkan banjir sempat merendam sekitar 10 hektar sawah. “Saat ini sudah surut tinggal 4 hektar saja, kalau tidak surut dalam sehari kedepan kemungkinan tanaman padi akan membusuk,” ujarnya. Camat Sidomulyo Affendi mengamini banjir merendam areal persawahan diperbatasa Desa Sidowaluyo – Sidoharojo Kecamatan Way Panji namun tak sampai kepemukiman warga. “Banjir merendam sawah saja, tadi pagi saya sudah cek kelokasi,” terangnya. Bergeser ke Kecamatan Candipuro, disana banjir jug tak sampai masuk kerumah warga. Namun puluhan hektar sawah sempat digenangi luapan air sungai Way Katibung. “Ada tiga desa yang sawahnya terkena banjir, Desa Trimomukti, Cintamulya, dan Banyumas, namun sore tadi (kemarin ‘red) sudah berangsur surut,” ujar Kepala UPT DTPHP Candipuro Legiyem. (Cw1)Sumber: