50 Persen Lahan Padi Masih Terendam
KALIANDA – Lima puluh persen dari total 1809 hektar yang terendam banjir dikecamatan Palas dan sekitarnya sudah mulai surut. Namun, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Lampung Selatan belum bisa memastikan berapa jumlah tanaman padi yang rusak atau gagal panen (puso’red). Plt. Kepala DTPHP Lamsel Puadi, SP menegaskan, pihaknya terus memantau kondisi terkini pasca musibah banjir melalui petugas dikecamatan. Dari hasil pantauan dilapangan, air mulai surut karena tidak terjadi hujan sejak banjir terjadi dua hari lalu. “Sampai sore tadi (kemarin’red) masih 50 persen yang masih terendam. Tetapi, tidak sampai merendam seluruh bagian tanaman padi. Memang ada beberapa spot yang terendam khususnya padi yang usianya masih 15 hari. Harapan kami, kondisi cuaca membaik dan besok bisa surut,” ungkap Puadi melalui sambungan telepon, kemarin. Untuk memastikan tanaman padi rusak atau puso, diperlukan waktu selama tiga hari untuk pasca banjir. “Mungkin besok petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) akan turun melihat kondisinya. Karena, jika seluruh tanaman padi terendam selama tiga hari maka akan rusak atau puso. Mereka yang akan melaporkannya kepada kami,” lanjutnya. Puadi menambahkan, antisipasi yang bakal dilakukan satker adalah menyiapkan cadangan bibit daerah (CBD) untuk membantu petani. Namun, sebagian besar kelompok tani di Lamsel telah terdaftar dalam asuransi usaha tani padi (AUTP). “Kita tunggu saja hasil laporan petugas besok. Mudah-mudahan, intensitas hujan menurun sehingga padi bisa tertolong. Kalau padi yang umurnya sudah 30 hari kami yakin akan aman. Tetapi, kalau memang benar puso dan petani itu tidak mengikuti AUTP maka akan kami usulkan supaya mendapatkan bantuan dari CBD,” pungkasnya. Terpisah, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Pertanian (UPT) Kecamatan Palas, Agus Santosa mengatakan tanaman padi di Kecamatan Palas masih relatif masih terendam banjir. Tanaman padi yang masih terendam meliputi beberapa titik antara lain, Desa Pulau Jaya, Desa Pulau Tengah, Desa Mekar Mulaya, Desa Bumi Restu dan Desa Pulau Jaya. “Hingga saat ini banjir masih relatif menggenangi persawahan, dari 1.809 hektar sebagian besar masih terendam banjir,” ujarnya kepada Radar Lamsel saat memantau lokasi banjir di Desa Palas jaya (28/2). Agus menerangkan hingga saat ini pihaknya belum bisa menentukan apakah akan terjadi puso atau tidak. Menurutnya hal yang menyebabkan lambat mengeringnya genangan disebabkan kurang berfungsinya salurang pembuangan air. “Selain kurang berfungsinya saluran pembuangan, juga disebabkan volume air sungai Kali Muara yang meningkat menyebabkan air saluran pembuangan lambat mengalir. Apakah terjadi puso atau tidak kami masih menunggu air surut apakah tanaman padi rusak atau tidak,” terangnya. Agus melanjutkan Penanggung jawab tanaman Pajale dari Dirjen Kementrian Pertanian sudah memantau lokasi banjir di Desa Palas Jaya, pihak Dirjen kata Agus akan mengupayakan bantuan bagi petani yang terkena dampak banjir. “Untuk petani yang sudah terdaftar Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) akab diberikan ganti rugi. Bagi petani yang belum terdaftar kami akan berikan bantuan berupa bibit padi,” ujarnya. (idh/CW1)
Sumber: