Sembilan Hari Dilanda Banjir, Bantuan Tak Kunjung Datang
PALAS – Sembilan hari banjir melanda Desa Bandan Hurip, Kecamatan Palas. Genangan air dipemukiman warga hingga kemarin masih setinggi 50 sentimeter. Air menggenangi sekitar 30 rumah di 8 RT di desa setempat sejak seminggu lebih hingga warga tidak dapat beraktivitas seperti biasa. Sangat miris. Pasalnya, sejak banjir menggenangi rumah warga, tak ada bantuan dari pemerintah yang diberikan kepada warga korban banjir. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel kemarin, bantuan baru datang dari diri pribadi Camat Palas. Selebihnya, hanya petugas kesehatan yang mengecek lokasi banjir untuk memastikan warga yang terkena penyakit selama banjir menggenangi rumah warga. Hingga Senin (19/3) kemarin, pemukiman warga yang tergenang air belum menunjukan tanda surut. Akibatnya, masyarakat yang terdampak banjir yang sebagian besar petani tidak dapat bekerja dan membutuhkan bantuan. Pantauan Radar Lamsel banjir merendam 8 RT di Desa Bandan Hurip yaitu, RT 4 sampai RT 11. Sebanyak 30 rumah masih tergenang banjir dan 90 rumah dikepung air. Kepala Desa Bandan Hurip Sugianto mengatakan, ketinggian air di Sungai Way Pisang memang sudah ada penurunan. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi genangan air di pemukiman warga. “Itu dikarenakan pemukiman masyarakat posisinya lebih rendah dari tanggul Way Pisang sehingga air terus merembes masuk ke pemukiman warga,” kata dia dilokasi banjir. Sugianto melanjutkan, banjir juga disebabkan pintu air Sungai Way Pisang yang tidak ditutup sehingga air meluap ke persawahan dan pemukiman warga. “Kemarin ada yang jahil membuka pintu air sehingga membanjiri persawahan dan pemukiman. Tapi sekarang setir pemutar pintu sudah kami amankan,” ucapnya. Sugianto mengatakan, pihaknya sudah mengajukan proposal bantuan untuk masyarakat yang terkena dampak banjir kepada Dinas Sosial (Dinsos) Lampung Selatan. “Kami sudah mengirimkan proposal bantuan kepada Dinsos Lamsel. Untuk meminimalisir banjir kami juga berharap Dinas PU dapat meninggikan tanggul Way Pisang,” ucapnya. Endin (52), salah satu warga mengaku, selama banjir melanda dirinya yang berprofesi sebagai buruh tani tidak bisa bekerja karena persawahan juga tergenang banjir. “Saya tidak bisa bekerja karena persawahan juga tergenang banjir. Sementara ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya menjaring ikan di sungai,” tuturnya. Sementara itu, banjir yang melanda wilayah Umbulbesar, Desa Bandaragung, Kecamatan Sragi sudah mulai surut. Kepala Dusun Umbulbesar Hadiyanto mengtakan, banjir yang melanda dusun tersebut sudah surut. Meskipun masih ada beberapa rumah yang masih terkepung banjir. “Minggu (18/3) sore banjir mulai surut walaupun terdapat 10 rumah masih terkepung banjir pengungsi sudah pulang kerumahnya masing-masing,” katanya. (Cw1)
Sumber: