Kedubes Belanda : Lumpur Tinja jadi Tantangan ODF
CANDIPURO – Seharian penuh utusan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Carel de Groot menyambangi Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro, Rabu (28/3) kemarin. Kedatangan Carel sapaan Carel de Groot bertujuan untuk melihat capaian yang telah diraih oleh Kecamatan Candipuro sebagai peraih Open Defecation Free (ODF) atau wilayah Bebas Buang Air Besar sembarangan (BABs). Carel mengaku kagum atas predikat tersebut. Sebab di Provinsi Lampung, Kecamatan Candipuro menjadi role model untuk Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) yang didukung oleh Stichting Nederlandes Vrijwilligers (SNV) LSM asal Belanda. “ Pencapaian ini (ODF ‘red) sangat mengesankan, saat ini yang perlu dilakukan adalah mendorong pihak-pihak terkait untuk melanjutkan apa yang sudah dicapai dari suskesnya swasembada WC di Candipuro,” kata Carel kepada Radar Lamsel, di Sekolah Swasembada WC Desa Titiwangi. Khusus wilayah Lamsel, pencapaian ODF baru menyentuh dua Kecamatan saja yakni Kecamatan Candipuro dan Tanjungsari. Untuk itu, lanjut Carel, diharap replikasi bisa dilakukan terhadap 15 kecamatan lain yang ada di Lamsel. “ Yang perlu dilakukan saat ini bagaiaman 15 kecamatan bisa juga mencapai ODF,” ungkapnya. Sekretaris I Bidang Pengelolaan Air ini menjelaskan, tantangan saat ini terdapat pada pengelolaan lumpur tinja. Pihaknya kata dia tengah mencari formulasi pengelolaan yang baik untuk kedepan, sebab tantangan ini tak hanya dijumpai di Indonesia saja hal yang sama juga terjadi dibeberapa negara yang kesulitan dalam pengelolaan lumpur tinja. “ Maka perlu dorongan dari pemerintah untuk menemukan tata kelola yang baik terkait lumpur tinja. Bisa didorong dari institusi, kelembagaan, peraturan atau kebijakan untuk mulai menatanya,” imbuh Carel. Sementara Plt. Kadisperkim Aflah Effendi menuturkan, Lamsel memang tengah mengejar target ODF dengan dibantu SNV dan Instansi terkait untuk meraih pencaiapan ODF. “Ada beberapa kendala memang, maka kami berharap koordinasi dan support yang baik untuk mengatasi kendala-kendala tersebut,” ujarnya. Koordinator SNV Lamsel Dedi mengatakan kehadiran Carel tak lepas dari prestasi yang diraih oleh SNV dan STBM tentunya. Namun disamping itu kata dia aspek pengelolaannya harus benar-benar matang untuk direplikasi ke 15 kecamatan lain. “ Kedatangannya juga didampingi oleh tim SNV dari pusat, untuk melihat sejauh mana atau kendala apa yang tengah dihadapi dilapangan. Begitu,” ujar Dedi. Sementara Kepala UPT Puskesmas Candipuro Sunardi menjelaskan Candipuro adalah kecamatan pertama yang meraih predikat ODF kemudian disusul Kecamatan Tanjungsari. Dengan kehadiran dua pentolan SNV dan Kedubes Kerajaan Belanda ini diharap mampu mendorong wilayah lain untuk terbebas dari BABs. “Memang tidak mudah, tetapi dengan semangat dan pengelolaan yang baik ODF bisa dicapai. Tentu saja mengurangi resiko bakterial yang ditimbulkan oleh tinja,” sebut Sunardi. Camat Candipuro Wasidi menyambut baik kunjungan itu, bersama tim SNV dan Instansi berkaitan mengadakan pertemuan khusus membahas kendala-kendala yang dihadapi tentara STBM. “Dari paparannya, mereka bangga dan tak mau ODF hanya putus di Candipuro tetapi sebisa mungkin ditularkan ke wilayah lain,” ujar mantan Sekcam Sidomulyo ini. Pantauan wartawan koran ini rombongan Kedubes dan SNV menyambangi SDN Titiwangi, Sekolah Swasembada WC, Kantor Kecamatan dan berakhir di tempat pembuatan WC milik warga Dusun Candiorejo Desa Titiwangi.(ver)
Sumber: