Kemana-mana Bilal Andalkan Budi

Kemana-mana Bilal Andalkan Budi

Kisah Remaja Lumpuh, Ditinggal Ortu dan Bertahan Dirumah Geribik

WAYSULAN – Usianya baru 15 tahun, namun cobaan yang dihadapinya teramat berat untuk remaja seusianya. Dia adalah Bilal warga Desa Sukamaju, Kecamatan Way Sulan. Sejak usia 4 tahun, laki-laki remaja itu sudah menderita penyakit lumpuh yang menyebabkan dirinya tak bisa kemana-mana. Kedua orang tuanya pergi entah kemana. Beruntung masih ada Budi (10) adik kandungnya yang menjadi kaki sekaligus tangan untuk Bilal. Menginjak remaja Bilal belum juga tahu penyakit apa yang dideritanya. Maklum, jangankan pergi berobat untuk makan sehari-hari saja masih sulit. Budi, adik kandung Bilal yang sekarang duduk dibangku SD terpaksa membagi waktu untuk dirinya dan pendidikannya. Kemana-mana dia-lah yang diandalkan sang kakak. “ Kalau Bilal mau kemana-mana saya yang menggendong, mandi saya yang memandikan, makan saya yang menyuapi,” ujar bocah polos ini kepada Radar Lamsel, Kamis (5/4) kemarin. Budi melanjutkan ceritanya, sebelum ibu dan ayahnya pergi lantaran bercerai, ia dan kakaknya bergantung pada belaskasih neneknya. Naas tahun 2014 silam, neneknya menghembuskan nafas terakhir dan pergi meninggalkan dua bocah malang itu untuk selamanya. “ Dulu dirawat sama nenek, sekarang nenek sudah meninggal. Saat ini hidup bersama kakak Salbia (23) yang berprofesi sebagai buruh tani,” ungkap Budi. Ia dan kakaknya tak mau banyak merepotkan kerabatnya itu. Kadang-kadang untuk makan saja harus berharap belas kasih tetangga yang kerap membagi makan kepada mereka. “ Nggak mau ngerepotin,” terangnya. Budi mengaku tak keberatan apabila harus menjadi kaki dan tangan bagi Bilal. Bila perlu kata Budi, seluruh hidupnya didedikasikan untuk kakaknya yang tak bisa berdiri sedari kecil itu. Sementara Bilal sendiri enggan banyak bicara ketika disapa wartawan koran ini. Sesekali ia hanya mengucapkan dua kalimat antara iya dan tidak. Salbia menuturkan, keadaan Bilal dengan penyakitnya itu sudah berlangsung lama. Ada yang menyebut Bilal menderita Polio, ada pula yang menyebut lumpuh dan kelainan gizi. Namun secara keseluruhan Bilal tak pernah dirawat karena keterbatasan uang. Sementara kalau mengharap bantuan hingga usia belasan tahun tak pernah ada pemerintah yang datang. “ Kami bingung dengan keadaan Bilal untuk mandi dan makan saja harus disiapkan sementara kami hanya buruh tani yang pendapatannya tak mementu,” kata Salbia. Lebih lanjut Salbia menjelaskan, tak ada perhatian serius dari pemerintah, baik Camat maupun Puskesmas setempat tak pernah untuk sekedar berkunjung melihat keadaan Bilal. “ Kalau bantuan dari kabupaten tidak pernah ada, pemerintah kecamatan saja tidak pernah membantu. Mungkin karena mereka tidak tahu mungkin juga memang kami yang tidak memberi tahu,” terangnya. Kades Sukamaju Ma’ani membenarkan bahwa Bilal adalah warganya. Ia mengamini penderitaan warganya itu sudah sejak lama berlangsung. “ Kalau bantuan Rastra mereka dapat, KIS juga dapat, juga bantuan dari pemerintah desa, keduanya ditinggal pergi orang tuanya yang bercerai. Saat ini tak diketahui dimana keberadaannya ” ujar Ma’ani kepada Radar Lamsel. Kedua anak itu lanjut Ma’ani kerap membuat hati masyarakat Sukamaju tersentuh dan iba. Bagaimana tidak dari sana terlihat keteguhan hati seorang adik untuk merawat dan menjaga kakaknya yang lumpuh. (ver)

Sumber: