BPBD Masih Mendata Total Kerugian Pasca Banjir

BPBD Masih Mendata Total Kerugian Pasca Banjir

KALIANDA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan belum bisa memastikan total kerugian yang diderita warga Kalianda pasca bencana banjir bandang yang melanda Kecamatan Kalianda, Selasa (3/4) lalu. Kepala BPBD Lamsel Ketut Sukerta, SE mengatakan, saat ini pihaknya baru sampai pada tahap penyaluran bantuan yang sifatnya darurat seperti kebutuhan pokok bagi korban bencana. “ Yang kami lakukan saat ini bagaimana bantuan yang sifatnya darurat itu diberikan kepada korban bencana. Karena kebutuhan konsumsi sangat berarti saat situasi seperti ini,” kata Ketut Sukerta kepada Radar Lamsel, Kamis (5/4) kemarin. Ketut menjelaskan, untuk mendata jumlah kerugian belum dapat ditetapkan. Namun ia memastikan pihaknya tengah merampungkan inventarisir jumlah kerugian warga korban banjir bandang. “ Belum bisa diketahui secara pasti, karena penginventarisiran sedang berjalan. Yang pasti bantuan-bantuan darurat sudah kami upayakan,” katanya lagi. Kepala BPBD Lamsel ini enggan berspekulasi terkait kerugian yang diderita korban bencana. Ia juga tak bisa menjamin kapan hasil inventarisir bisa diketahui atau diumumkan. “ Kami belum bisa menargetkan kapan hasil kerugiannnya dikeluarkan. Mengingat 313 rumah yang rusak berada di Kalianda, namun itu masih global. Sebab dalam kerusakan ada jenis atai tingkat kerusakannya. Yakni, rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan,” tandasnya. Dari inventarisasi sementara tercatat 313 rumah menjadi korban banjir. Diantaranya di Desa Palembapang sebanyak 100 rumah, Desa Hara Banjarmanis 59 rumah, Desa Tajimalela 51 rumah, Kelurahan Way Urang 16 rumah, Kelurahan Kalianda 9 rumah, Kelurahan Bumiagung 3 rumah, Desa Negeri Pandan 7 rumah, Desa Sukaratu 8 rumah, Desa Babulang 12 rumah dan Desa Kedaton 12 rumah. Musibah ini menjadi catatan di Kota Kalianda. Sebab, sebelumnya banjir tersebut hanya mencapai mata kaki orang dewasa. Bahkan, tidak sampai memakan korban jiwa. Camat Kalianda Erdianysah, SH, MM mengatakan, saat ini jajarannya terus memonitoring kondisi pasca banjir menghantam pemukiman warga. “Kami terus memonitoring sampai bencana banjir benar-benar pulih kembali. Sangat parah di semua desa yang berada pada aliran sungai dengan hulu Gunung Rajabasa. Puncaknya, ada di muara sungai yakni wilayah Kelurahan Way Urang,” ungkap Erdi. Sementara kondisi terparah berada bantaran sungai Way Candigirang di Lingkungan 03 Candigirang, Kelurahan Way Urang. Puluhan rumah terendam dan 3 diantaranya ludes terseret derasnya arus dari hulu sungai hingga menyebabkan satu korban meninggal dunia atas nama Samsul Bahri (25). (ver)

Sumber: