WK Harus Sediakan Jalan Alternatif yang Layak
SIDOMULYO – PT. Waskita Karya (WK) kembali mendulang kritik terkait kerusakan jalan dampak pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Anggota DPRD Lamsel Syaiful Anwar menyebutkan, hampir setiap titik pembangunan fly over JTTS tidak terdapat jalur alternatif yang layak digunakan. Akibatnya, kata dia, warga yang emosi berkepanjangan kerap melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes. “Lihat saja disetiap titik fly over mulai dari Kalianda sampai Candipuro saja, masyarakat tidak diberikan jalur alternatif. Tak usah jalan yang bagus cukup sediakan jalur yang layak untuk dilalui,” ujar Syaiful menanggapi, Minggu (15/4) kemarin. Anggota Komisi A asal Candipuro ini melanjutkan, dalih pembangunan infrastruktur berskala nasional bukan berarti mengesampingkan hak masyarakat banyak. “ Iya kita sama-sama paham kalau JTTS salah satu upaya memajukan daerah. Namun kepentingan masyarakat tetap diatas segalanya,”tegas Syaiful. Selain kerusakan jalan yang ditimbulkan dari pembangunan JTTS, Syaiful juga meminta Waskita Karya dan subkontraktor JTTS untuk mengawasi laju kendaraan berat dijalan umum. Sebab, laju kendaraan JTTS menurutnya tak kenal waktu. “ Terutama jam sibuk, orang sibuk mau berangkat kerja pagi. Banyak anak berangkat sekolah melintasi jalan licin, belum lagi harus berpapasan dengan truk molen. Ini juga mesti diawasi operasionalnya harus ada tim yang mengawasi,”sebut dia. Politisi Partai Gerindra ini juga menyoroti parkir truk-truk besar di STA 47 yang dinilai sembarangan. Padahal lanjutnya, JTTS telah membebaskan lahan yang cukup luas untuk sekedar dijadikan lahan parkir. “ Selama ini kan parkirnya sembarangan saja. Padahal lahan JTTS yang tak terpakai masih luas sekali tinggal diratakan dan dijadikan tempat parkir, jangan parkir didepan rumah warga,” imbuhnya. Komentar lain datang dari Anggota Komisi D DPRD Lamsel Akbar Gemilang. Alat kelengkapan dewan yang membidangi urusan sosial ini juga mengamati perkembangan konflik yang melibatkan warga dan pelaksana proyek JTTS. “ Dilihat dari banyak sisi, warga yang marah disebabkan kondisi jalan yang licin ketika hujan dan berdebu ketika panas. Karena sebelum ada JTTS mereka tak pernah merasakan kesulitan melintasi jalur itu. Sementara tidak ada yang namanya jalur alternatif,” ungkapnya. Politisi muda Golkar ini bahkan berani berspekulasi jika aksi protes warga bisa saja terulang kembali apabila rekanan JTTS tak menyikapi secara serius aspirasi warga. “ Saran kami rekanan bentuk tim khusus untuk membereskan permasalahan jalan. Disamping tim yang mengerjakan pembangunan proyek itu juga tetap beroperasi,” sebutnya. (ver)
Sumber: