Harus Ada Kepastian Perbaikan dari Pemprov Lampung

Harus Ada Kepastian Perbaikan dari Pemprov Lampung

BAKAUHENI – Komunitas dan Marga Adat yang meminta perbaikan menara Siger yang terletak di Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni sepertinya bakal memakan waktu. Pasalnya, tanah yang menjadi lokasi berdirinya menara icon Lampung itu merupakan milik PT. ASDP Indonesia Ferry. \"\"Atas dasar inilah perbaikan menara Siger sulit diwujudkan. Selain itu, tidak adanya bentuk perhatian dari Pemerintah Provinsi Lampung semakin mengasumsikan bahwa menara Siger sudah tidak lagi dibutuhkan. Humas PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni Syaifullail Maslul menjelaskan, saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan soal masalah tersebut. Menurutnya, saat ini para petinggi PT. ASDP masih melakukan pembahasan soal kepastian tanah apakah akan digunakan oleh PT. ASDP atau dilanjutkan agar menara Siger tetap berdiri. “Sedang dibahas di level pimpinan, untuk kepastiannya belum tahu kedepannya seperti apa. Kami dan Pemprov Lampung masih rapat supaya bisa menetukan kedepannya seperti apa, mudah-mudahan ada solusi terbaik,” katanya kepada Radar Lamsel, Selasa (17/4) kemarin. Syaiful memaparkan, tanah PT. ASDP yang dipakai untuk bangunan menara Siger seluas 7 hektar. Sejak mulai dibangun hingga saat ini, menurut Syaiful ada perjanjian antara PT. ASDP dan Pemprov Lampung. “Ada perjanjiannya, tapi tidak mengatakan berapa lama,” lanjutnya. Meski demikian, lanjut Syaiful, PT. ASDP tetap memiliki keinginan agar menara Siger tetap berdiri. Hanya saja pihaknya menyayangkan pihak Pemrprov Lampung yang tak melakukan perawatan. “Karena Siger ikon Lampung, jadi harus tetap berdiri. Cuma sayang tidak ada perawatan, jadi bangunannya sudah mulai rusak, dan yang menjadi kekhawatiran bangunan itu runtuh,” jelasnya. Syaiful menegaskan, PT. ASDP akan mendukung dan mempertahankan menara Siger yang menjadi simbol Provinsi Lampung. Ia berharap Pemprov Lampung juga melakukan hal yang sama dengan pihaknya. Bahkan PT. ASDP bersedia membiarkan lahannya dipakai demi tetap berdirinya menara kebanggaan masyarakat Lampung tersebut. “Justru pemprov harus mempertahankan ikon itu, disisi lain ASDP akan mendukung supaya menara Siger tetap berdiri. Tapi dengan catatan harus ada kepastian perbaikan, maka secepatnya harus diambil tindakan,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, kondisi bangunan menara Siger yang kian memprihatinkan mendapat sorotan. Ini datang dari komunitas Peduli Wisata (Pelita) Lamsel dan Marga Aadat Bakuheni yang terus menyuarakan agar icon Lampung itu mendapat perbaikan. Gerakan yang dilakukan komunitas pecinta wisata ini diawali dengan mengirim surat terbuka kepada gubernur dan kepala dinas pariwisata provinsi Lampung di media sosial dan merebaknya taggar #SaveMenaraSiger di laman Facebook. Gerakan ini pun diikuti oleh beberapa elemen masyarakat yang menyatakan dukungannya terhadap perbaikan menara Siger. Ketua Pelita Lamsel Yodistara Nugraha mengatakan, Pemprov Lampung harus bergerak cepat memulihkan keadaan menara siger dari kerusakan saat ini. Menurutnya, sudah banyak pengunjung yang kecewa. “Inilah mengapa kami terus menyuarakan perbaikan melalui medsos supaya banyak masyarakat yang tahu bahwa menara Siger kebanggaan kita benar-benar tak terawat dan terkesan dibiarkan dari kerusakan,” kata Yodis. Salah satu tokoh Adat Temunggung Bangsa Saka Hasan Pranata mengatakan, pihaknya juga turut meminta pemerintah agar segera membenahi infrastruktur demi nama baik Lampung. Sebab, kondisi menara Siger yang banyak mengalami kerusakan itu dinilai sangat mengecewakan. “Karena menara Siger sendiri berada di wilayah Bakauheni, baik buruknya citra tentang menara Siger maka masyarakat sekitarlah yang pertama kali menerima dampaknya. Inilah kenapa kami meminta perhatian pemerintah demi perbaikan menara Siger,” katanya. (rnd)

Sumber: