Lamsel Ditargetkan 40 Hektar Tanaman Tembakau
Tanaman Pengganti Saat Musim Kemarau
PALAS – Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Peternakan dan Perkebunan mengajak para petani di Kabupaten Lampung Selatan untuk memanfaatkan lahan pertaniannya pada saat musim kering atau kemarau dengan menanam tembakau sebagai penghasilan tambahan. Ajakan itu disampaikan Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Lampung saat sosialisasi transformasi teknologi tembakau kepada petani di Desa Pulau Jaya, Kecamatan Palas, Rabu (18/4) kemarin. Kasi Perkebunan Yuli Yustanto mengatakan, sosialisasi tersebut bertujuan untuk meberikan pengetahuan kepada petani tentang membudidayakan tembakau dalam rangka memanfaatkan lahan pertanian saat musim kering atau kemarau. “Tujuannya memotivasi petani untuk membudiyakan tembakau sebagai salah satu pendapatan petani disaat musim tanam tanaman pangan berhenti saat musim kemarau,” kata dia kepada Radar Lamsel di kantor Desa Pulaujaya. Yuli menerangkan, pada tahun 2017 lalu Lampung sudah mengembangkan tanaman tembakau sebagai penghasilan tambahan seluas 900 hektar tersebar di 15 kabupaten. Dan untuk tahun ini di Kabupaten Lampung Selatan ditargetkan 40 hektar. “ Untuk di Lampung tanaman tembakau sebetulnya masih prospek, namun pemerintah juga membatasi lauasanya,” ucapnya. Di Kecamatan Palas, lanjut Yuli, penanaman tembakau dapat dijadikan sebagai tanaman pengganti di musim kemarau. “ Disisi lain pemerintah juga menggenjot tanaman pangan, dan tembakau dapat dijadikan pengganti saat kemarau. Selain itu tembakau juga dapat di tanam di tegalan (pematang’red) sawah,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pertanian Palas Agus Santosa mengungkapkan, tembakau bisa menjadi salah satu tanaman alternatif petani di musim kemarau. Selain itu tembakau juga memiliki prospek yang cukup bagus untuk menambah pendapatan petani. “Namun petani di Palas ini belum tahu teknis penana dan prospek kedepannya,” ujarnya. Agus berharap dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan petani akan tertarik untuk menanam tembakau. “Harapanya petani mau menanam tembakau terutama disaat musim kemarau, apalagi saat ini Asosioasi Petani Tembakau Lampung juga sudah mengandeng perusaan tembakau,” harapnya. Ketua Ikatan Petani Tembakau Indonesia (IPTI) Lampung Selatan Daryanto menerangkan, salah satu penyabab mengapa petani di Lamsel enggan menanam tembakau karena nilai jualnya murah. “Hal itu disebabkan kuantias dan kualitas tembakaunya masih rendah. Padahal jika jumlahnya banyak dan kualitasnya bagus tembakau adalah usaha yang menjanjikan. Untuk itu diharapkan kelompok tani dapat kompak menanam tembakau ” ungkapnya. (CW1)Sumber: