Warga Umbul Tempe Minta Jembatan TPU Diprioritaskan
Banyak Fasum Belum Tertangani Pasca Musibah Banjir
Banjir bandang yang melanda Kota Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan belum lama ini masih meninggalkan kerusakan infrastruktur di sejumlah lokasi. Belum semua fasilitas umum (fasum) tertangani dengan baik oleh pemerintah. Salah satunya, akses jembatan menuju di Jalan Mangkubumi, Lingkungan Umbul Tempe, Kelurahan Way Urang. Laporan IDHO MAI SAPUTRA, KALIANDA Suasana duka masih menyelimuti para korban banjir bandang yang melanda ibu kota Kabupaten Khagom Mufakat. Meskipun Pemkab Lamsel langsung turun tangan memberikan bantuan baik berupa sembako maupun alat sekolah kepada korban, ternyata masih banyak yang perlu menjadi prioritas. Pasalnya, sejumlah fasum seperti jalan, jembatan dan fasilitas belajar masih belum tertangani dengan intensif. Seperti yang dialami oleh warga Lingkungan Umbul Tempe, Kelurahan Way Urang yang kehilangan satu-satunya akses jembatan menuju tempat pemakaman umum (TPU). Ya, jembatan yang baru dibangun pemerintah pada era tahun 2008 itu ikut hanyut terbawa derasnya air bah. Ironisnya, sejauh ini belum ada penanganan khusus dari Pemkab Lamsel melalui dinas terkait. Padahal, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses vital menuju TPU. Pasca bencana yang terjadi, warga yang berada di 3 lingkungan wilayah setempat terpaksa harus nekat basah-basahan ‘nyemplung’ ke sungai untuk melakukan berbagai keperluan di TPU. Bahkan, ada warga yang nekat menyisir sungai yang lebih dangkal untuk melakukan pemakaman sanak family nya. “Ya, mau tidak mau para pelayat pengantar jenazah harus ikut nyemplung supaya bisa menyaksikan pemakaman kerabatnya,” ungkap M. Thohir salah satu tokoh agama di lingkungan setempat, kemarin. Menurut dia, selama jembatan itu putus atau hilang terseret arus sungai, banyak warga yang harus berjibaku melawan derasnya aliran air untuk menuju TPU. Pada umumnya, mereka yang nekat adalah kerabat yang ingin melakukan ziarah ke TPU tersebut. “Kalau dibilang banyak sih belum pengunjung yang berziarah. Jika dihitung per harinya ada sekitar 3 sampai 5 kepala keluarga yang melakukan ziarah ke TPU kami ini. Ya terpaksa, mereka harus nyebur untuk sampai ke lokasi. Karena, tidak ada akses jalan lain untuk menuju kesana,” imbuhnya. Dirinya mengaku telah melakukan pendataan dan disampaikan langsung ke Kelurahan Way Urang agar bisa segera ditindaklanjuti. Namun, hingga saat ini belum nampak realisasinya kapan akan mendapatkan bantuan jembatan tersebut. “Yang jelas, kami sudah mencatat bahan baku apa saja yang diperlukan untuk pembangunan jembatan baru sampai dengan nilai total anggarannya. Harapannya, bisa segera diprioritaskan agar tidak membahayakan warga yang ingin berziarah atau sedang memakamkan sanak family nya,” harapnya. Selain itu, dia juga mengharapkan bantuan dari para donatur dan dermawan yang bersedia menyisihkan dana bantuan untuk pembangunan jembatan tersebut. Sehingga, akses menuju TPU itu bisa segera dilakukan pembangunan. “Sambil menunggu bantuan dari pemerintah, kita juga mengajak para dermawan untuk membantu pembangunan jembatan ini. Disamping itu, kas dari warga dan juga iuran akan kami berlakukan jika tidak segera ada tindak lanjut dari pemerintah,” tukasnya. Terpisah, Camat Kalianda Erdiansyah, SH, MM menegaskan, pihaknya akan segera menindaklanjuti permohonan bantuan pembangunan jembatan tersebut. Mengingat, kepentingannya yang krusial sebagai satu-satunya akses menuju TPU bagi warga di tiga lingkungan tersebut. “Ya, dalam waktu dekat akan segera kita kucurkan bantuanya. Ini memang prioritas. Karena, warga tidak memiliki jalan lain untuk menuju TPU ini,” singkat Erdi. Untuk diketahui, sejumlah fasum yang rusak akibat banjir bandang diantaranya adalah jembatan Way Urang, pagar makam pahlawan, sejumlah jalan protokol Kalianda dan beberapa pagar sekolahan belum tertangani dengan maksimal pasca bencana banjir. (*)
Sumber: