Tekan Broker dengan Operasi Pasar
KALIANDA – Kebiasaan broker pencari komisi didunia pemasaran sulit dihilangkan. Apalagi menjelang bulan suci ramadhan harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamsel juga tak banyak menawarkan solusi. Satu-satunya upaya yang bisa menekan ulah broker adalah mengintensifkan operasi pasar. Kepala Disperindag Lamsel Qorinilwan Niti Jaman mengakui, keberadaan broker memang sulit dilacak. Meski begitu, kata dia, tetap ada solusinya guna menekan kenaikan harga. “ Caranya dengan sering menggelar operasi pasar, paling tidak operasi pasar juga melibatkan Bulog untuk menstabilkan harga yang mulai gila-gilaan,” kata Qorinilwan kepada Radar Lamsel, Selasa (15/5) kemarin. Qorinilwan melanjutkan, keberadaan broker bak dua sisi yang berbeda. Satu sisi menguntungkan sisi lainnya justru merugikan warga sebagai konsumer atau pembeli. “ Untuk itu kami berharap pembeli lebih selektif dalam pengadaan barang utamanya sembako. Broker tak bisa diberantas karena memang sudah jadi semacam mata pencaharian suatu kelompok atau individu, tetapi tetap bisa ditekan dan dipersempit ruang geraknya,” ungkap dia. Masih kata Qorinilwan, apabila harga kebutuhan pokok mulai naik dengan harga yang tak wajar. Pihaknya bakal bertanggung jawab mengadakan operasi pasar, sementara opsi lainnya untuk para konsumer dengan mendatangi pasar murah yang bakal digelar di 17 kecamatan. “ Operasi pasar dihadirkan ketika kebutuhan pokok seperti beras, bawang dan gula mulai naik signifikan. Kalau mulai ada kenaikan yang tak wajar berdasar laporan kami akan menggandeng Bulog dalam operasi tersebut,” tambahnya. Masyarakat dipaksan memeras otak menjelang ibadah panjang selama sebulan kedepan. Setalah telur dan daging ayam yang mengalami kenaikan harga sebesar Rp 5.000 per kilogram, kali ini giliran tepung terigu yang mengalami kenaikan harga sebesar 60 persen, semula Rp 160.000,- saat ini bertengger Rp 260.000,- per 50 kilogram. “ Kali ini tepung juga sudah mulai naik, diikuti gula merah per kilogramnya mencapai Rp 15.000,” kata Bunda Rara (40) pedagang dibilangan pasar Inpres Kalianda. (ver)
Sumber: