Alat Teknologi Tak Seimbang, Biaya Tambah Naik

Alat Teknologi Tak Seimbang, Biaya Tambah Naik

SRAGI – Dewasa ini alat teknologi pertanian sudah semakin canggih. Petani tidak lagi menggunakan tenaga manual untuk menggarap lahan dan memanen hasil pertaniannya. Petani saat ini sudah dimudahkan dengan berbagai alat teknologi pertanian. Mulai dari pengolahan lahan sampai masa panen menggunakan mesin. Bagaimana jika pemakaian alat teknologi pertanian yang tidak seimbang?. Maka petani sendiri yang akan dipersulit. Seperti yang dialami petani di Kecamatan Sragi. Pengunaan mesin pemanen padi Combine tidak diimbangi dengan mesin pembajak yang memadai mengakibat proses pengolahan lahan setelah panen menjadi terhambat. Marjuki (45), salah satu penyedia jasa pembajak sawah mengatakan, pengunaan mesin Combine pada saat panen mengakibatkan lahan berlubang sehingga mengakibatkan roda hand traktor mudah terperosok. “Jejak roda comebine meningalkan lubang banyak lubang sehingga pada saat membajak roda hand traktor sering terperosok. Biasanya 1 hektar bisa diselesaikan dalam satu hari, sekarang butuh waktu waktu 2 hari,” kata dia kepada Radar Lamsel, Kamis (5/7) kemarin. Senada dikatakan Azis (50), salah satu petani Desa Kuala Sekampung. Selain proses pengolahan lahan jadi terhambat, dampak dari penggunan mesin Combine  juga mengakibatkan ongkos bajak ikut meningkat. “Karena lahan sulit dibajak sekarang upah bajak ikut meningkat. Biasanya untuk satu hektar hanya Rp 1,2 juta sekarang jadi Rp 1,5 juta,” ucapnya. Kepala Unit Pelaksan Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Sragi Eka Saputra menerangkan, persoalan yang dihadapi petani karena tidak seimbangnya mesin teknologi yang dipakai saat panen dan pengolahan lahan. “Saat ini sebagian besar petani membajak sawah masih mengunakan hand traktor. Proses panen sudah mengunakan Combine, tapi membajak sawahnya masih mengunakan hand traktor. Mestinya, petani sudah memakai mesin traktor roda empat (TR4),” terangnya. Untuk mensiasati ketertinggalan musim tanam gadu, pihaknya mengimbau kelompok tani untuk menggunakan trakor roda empat pada kelompok tani di luar Kecamatan Sargi. “Kecamatan Sragi hanya memilik 4 unit traktor TR4, untuk mengejar curah hujan pada musim gadu, saya harap kelompok tani dapat meminjam traktor TR4 pada kelompok tani diluar Kecamatan Sragi,” tuturnya. (Cw1)

Sumber: