Masyarakat Diimbau Tetap Tenang dan Waspada
Tingkat Aktivitas GAK Masih Status Level II
KALIANDA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan terus melakukan koordinasi dengan petugas pos pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) yang ada di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa. Koordinasi itu dilakukan untuk mengetahui berbagai info terkini tentang tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau yang saat ini masih dalam status waspada level II. Kepala BPBD Lamsel Ketut Sukerta, SE mengaku, pihaknya masih terus melakukan monitoring tentang GAK melalui info-info yang disampaikan langsung oleh petugas pos pemantau Gunung anak Krakatau. “Untuk koordinasi tidak pernah putus. Artinya, berbagai info terkini tentang gunung anak krakatau kami selalu diinformasikan oleh petugas pos pemantau GAK yang ada di Desa Hargo Pancuran,” ujar Ketut Sukerta kepada Radar Lamsel, di Kalianda, Minggu (12/8) kemarin. Dia menjelaskan, berdasarkan hasil pengamatan petugas pos pemantau GAK tertanggal 9 Agustus 2018 pada pukul 00-24:00 WIB, tingkat aktivitas gunung anak krakatau masih tetap dalam status level II atau waspada. Diketahui lewat rekaman visual malam melalui CCTV teramati adanya sinar api, serta terdengar suara dentuman dan dirasakan adanya getaran dengan intensitas lemah hingga kuat di Pos Pemanatau Gunung Anak Krakatau. Selain itu, lanjut Ketut, terdengarnya suara letusan sebanyak 140, amplitudo mencapai 20-49 milimeter dengan durasi 19-115 detik. Kemudian untuk hembusan terdapat sebanyak 17 kali, amplitudo mencapai 5-16 milimeter dengan durasi 35-59 detik. Lalu, terjadinya vulkanik dangkal sebanyak 52, amplitudo mencapai 5-14 milimeter dengan durasi 6-15 detik, dan tremor menerus 1-10 milimeter dominan 3 milimeter. “Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas pos pemantau gunung anak krakatau telah mengingatkan kepada masyarakat maupun wisatawan, untuk tidak mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari jarak kawah,” jelasnya. Ketut mengungkapkan, sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat yang tinggal diwilayah Desa Tejang Pulau Sebesi yang merasakan dampak secara langsung akibat adanya aktifitas gunung anak krakatau saat ini, pihaknya telah mengirimkan sebanyak 1.000 buah masker penutup hidung yang diperoleh dari pemeritah pusat. “Pemberian bantuan masker tersebut untuk mengantisipasi munculnya penyakit gangguan pernapasan akibat abu vulkanik GAK yang berhamburan diwilayah desa tersebut. Selain memberikan bantuan masker, kami juga telah mengimbau kepada semua masyarakat diwilayah Kecamatan Rajabasa, khususnya warga yang tinggal diwilayah kepulauan tersebut, agar tetap waspada dan tenang, meski tingkat aktifitas GAK saat ini masih dalam status level II atau waspada,” pungkasnya. (iwn)Sumber: