Freestyler Muda di Kantor Pemkab Lamsel
Hampir setiap hari anak-anak muda Kalianda melakukan aksi freestyle di jalan lingkungan kantor Pemkab Lamsel. Mereka menyalurkan hobi di tempat yang salah. Untuk memberi ruang abgi mereka,, anak-anak muda ini meminta fasilitas latihan agar menjadi freestyler profesional. Laporan Randi Pratama, Kalianda. Sekitar pukul 14.30 WIB, Senin (20/8) kemarin, suasana lingkungan kantor Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan berjalan seperti biasa. Sajian kuliner di lapangan Korpri juga dipenuhi masyarakat yang bersantai atau sekedar bersantap sambil berbincang. Di jalan kantor Pemkab Lamsel juga banyak kendaraan yang berlalu-lalang seperti biasa yang dihiasi mobil dan motor. Baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) mau pun masyarakat sipil banyak melintasi jalan ini dengan kesibukan mereka masing-masing. Tetapi ada satu hal pemandangan yang cukup menyita perhatian. Ya, aksi freestyle motor yang sering dilakukan kalangan anak muda. Di Jalan Mustafa Kemal lingkungan kantor Bupati Pemkab Lamsel sering kali dijadikan sebagai lahan pertunjukkan anak-anak muda yang masih duduk dibangku SMA. Kebanyakan, anak-anak muda ini melakukan aksinya di permukaan jalan yang menanjak. Bahkan tak sedikit juga anak-anak freestyler ini melakujan aksi dari jalan protokol yang masuk dari depan kantor DPRD Lamsel. Kebanyakan, anak-anak muda ini melakukannya aksi jumping berdua dengan rekannya. Banyak anak-anak yang melakukan freestyle ini berulang kali, sesudah melakukan aksi dijalan menanjak depan kantor bupati, mereka kembali ke jalan menurun dan berhenti di tikungan kantor DPRD. Setelah itu, para freestyler muda ini kembali beraksi. Anak-anak muda yang hobi melakukan hal berbahaya ini mengaku senang dengan aksinya. Bahkan, mereka mengaku senang bisa menunjukkan keahliannya di depan banyak orang. “Soalnya tidak banyak yang bisa jumping motor bang. Lagi pula jalan di sini enak buat aksi, kadang sepi,” kata Rifai (17) kepada Radar Lamsel saat ditemui di lingkungan kantor Pemkab Lamsel, kemarin. Menurut dia, jalan dilingkungan kantor Pemkab Lamsel cocok bagi anak-anak yang ingin belajar freestyle karena permukaan jalan yang mendukung. “Jalannya nanjak kan bang, jadi kita tidak susah. Angkat stang, begitu ban depan ngangkat langsung tarik gas,” tuturnya. Meski begitu, Rifai mengakui kesalahannya karena aksi mereka dilakukan di jalan umum. Rifai mengatakan, dirinya juga sering mendapat teriakan dari masyarakat. “Huuuu, begitu biasanya. Kebanyakan sih ibu-ibu yang teriak, mungkin mereka takut ya. Tapi kalau saya biasa saja karena sudah biasa,” katanya. Senada dengan Rifai, Runo (15) juga memberikan pendapat yang sama soal aksi freestyle yang sering mereka lakukan. Remaja yang mengaku masih duduk di bangku SMP mengatakan, jalan di lingkungan kantor Bupati Lamsel memang cocok bagi mereka yang ingin belajar freestyle. “Dari belajar sampai bisa ya di sini bang, jalannya menanjak jadi enak buat jumping motor,” ucapnya. Para remaja yang memiliki hoby freestyle ini memiliki keinginan agar hasrat mereka bisa tersalurkan dijalur yang tepat. Seperti halnya dengan pembalap yang mendapat fasilitas latihan di lintasan. Alasannya, karena para pemuda ini memiliki mimpi menjadi freestyler profesional. “Tidak mungkin kami belajar begini (freestyle) tanpa alasan. Awalnya iya, memang kami mau sok hebat dan sok jago saja. Tapi setelahnya asik, kalau ada tempat kami juga bisa unjuk gigi bang. Lalu bisa ikut lomba dan jadi juara,” kata Rifai. (*)
Sumber: