Warga Ketapang Protes SPBU
Hanya Layani Agen dan Pengecer Premium
KETAPANG – Warga Desa Ketapang, Kecamatan Ketapang dan sekitarnya menggelar aksi protes kepada pihak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di jalan lintas timur (Jalintim) Ketapang, Rabu (29/8) kemarin. Masyarakat yang terdiri kumpulan tukang ojek, nelayan dan ibu rumah tangga itu memprotes pihak pengelola SPBU karena dinilai lebih mementingkan melayani pengecer (pengecor jerigen) daripada masyarakat umum. Sementara dari pihak ibu rumah tangga ikut menggelar aksi protes karena gas elpiji ukuran tiga kilogram dijual kepada pihak agen daripada rumah tangga. Gelaran aksi protes itu langsung dimediasi oleh jajaran Polsek Penengahan, Danramil Penengahan, Pemerintah Kecamatan Ketapang dan Pemerintah Desa Ketapang yang digelar di Balai Desa Ketapang. Sementara dari pihak pengelola SPBU Ketapang diwakili Ilyas selalu pengelola. Mediasi berlansung alot. Puluhan warga yang tergabung tukang ojek, nelayan dan ibu rumah tangga itu meminta pihak pengelola SPBU tidak bersikap diskriminatif dalam hal pelayanan. Warga meminta pihak SPBU memberikan pelayanan yang sama baik itu pengecer dan masyarakat umum yang membeli minyak jenis premium. “Selama ini warga yang ingin membeli bensin selalu dibilang habis dan dipasang plang bertuliskan “bensin habis”. Padahal, kalau malam sering kami melihat pihak SPBU melayani pengecer yang membawa jerigen banyak. Tapi ketika kami ngisi motor bensin dibilang habis sama petugas SPBU,” kata Sartoni (42), selaku koordinator lapangan (Korlap) aksi protes kemarin. Senada juga dikatakan Haidir (45) perwakilan tukang ojek dan Jalal (38) perwakilan nelayan Desa Ketapang. Mereka meminta pihak pengelola SPBU berlaku sama antara pengecer dan warga yang membeli minyak jenis premium. “Hampir setiap hari bensin kosong. Sementara pengecer yang bawa gerigen dilayani. Kami minta pihak pengelola berlaku adil,” ujarnya. Sementara Vera (37) perwakilan ibu rumah tangga dalam mediasi itu mengaku sulit mendapatkan gas elpiji ukuran tiga kilogram. Menurut dia, stok gas elpiji di SPBU Ketapang hanya dijual kepada agen-agen gas elpiji. “Kami beli gas elpiji ukuran tiga kilogram di SPBU dibilang habis padahal gas dijual ke agen-agen,” kata Vera. “Sementara kami kalau beli gas di agen harganya lumayan mahal. Kami minta pihak SPBU juga melayani kebutuhan rumah tangga tidak hanya kebutuhan agen saja,” ujarnya. Menanggapi itu, pengelola SPBU Ketapang Ilyas mengaku jatah premium dari Pertamina cukup terbatas, yakni hanya 8 ribu liter perhari. “Dengan dibatasi itu, kami terpaksa membatasi pembelian minyak jenis Premium kepada warga,” katanya. Mediasi yang dihadiri Kapolsek Penengahan AKP Enrico D. Sidauruk, Sekcam Ketapang Asep Awaludin, Danramil dan jajaran Pemerintah Desa Ketapang akhirnya menyepakati beberapa point. Yakni, pihak pengelola SPBU membuka pelayanan pembelian bensin untuk umum selama 24 jam. Selain itu, pihak SPBU membatasi pelayanan pengecer bensin hanya tiga jerigen perorang. Sementara untuk pembelian gas elpiji, pihak pengelola membatasi perorang hanya 2 tabung dan pengelola warung makanan hanya 5 tabung. “Kapolsek Penengahan AKP. Enrico D Sidauruk mengatakan, kesepakatan ini akan mulai diberlakukan mulai besok (hari ini’red). Pihak pengelola SPBU dan warga sudah menyepakati beberapa point yang diajukan,” kata Enrico. (man)Sumber: