Madu Gagela Desa Kecapi Miliki Kualitas Bagus
Pernah Ikuti Event Madu Internasional
KALIANDA – Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda terus menjelma menjadi desa yang memiliki potensi besar. Hal ini jelas tak bisa dipungkiri, karena pada kenyataannya desa yang berbatasan dengan Babulang dan Pematang ini memang memiliki wilayah alam yang luar biasa. Wisata pemandian Way Belerang dan Way Cecakhah Kenali menjadi bukti nyata. Tetapi, perlu juga diketahui bahwa Desa Kecapi juga memiliki potensi lain yang bisa ditingkatkan. Salah satunya adalah madu gagela (bahasa Lampung’red) atau madu yang berasal dari lebah trigola. Madu gagela dari Desa Kecapi terbukti memiliki kualitas yang tak kalah bagus jika dibandingkan dengan madu lain. Beberapa waktu lalu, madu gagela unjuk gigi dalam pameran dan lomba madu se-Asia yang diselenggarakan di Jakarta. Kelompok sadar wisata (pokdarwis) Kecapi Saka yang mengusung madu gagela menjadi satu-satunya perwakilan dari Lampung di event internasional itu. Namun sayang, pada ajang itu madu gagela Desa Kecapi tak mendapat peringkat. “Ya, madu kami tidak mendapat peringkat. Tetapi kami mendapat banyak ilmu dari acara itu,” kata Ketua Pokdarwis Kecapi Saka M. Fauzi kepada Radar Lamsel, Kamis (25/10). Fauzi mengatakan, tim penilai menyatakan bahwa madu gagela memang memiliki kualitas yang bagus, tetapi ini saja tidaklah cukup. Madu gagela harus diolah kembali agar dapat meningkatkan kualitasnya dengan mengurangi kadar air yang dinilai masih tinggi. Dari hasil penilaian tersebut, Fauzi mengatakan bahwa pihaknya ingin memperbaiki kualitas madu gagela, namun hal ini belum bisa dilakukan dalam waktu dekat karena terkendala masalah anggaran. “Kami ingin memperbaiki kualitasnya, tetapi kami harus bersabar karena saat ini belum ada anggaran. Mungkin setelah punya, kami akan mencoba menerapkan saran yang kami dapat dari event itu agar madu gagela memiliki kualitas yang takkalah dengan madu luar,” katanya. Meski madu binaan Pokdarwis Kecapi Saka itu menghasilkan produksi yang mencapai 50 botol per bulan. Nyatanya hal ini tidak dibarengi dengan penjualan yang maksimal. Sebab, madu gagela belum dipasarkan secara luas. “Belum, mungkin nanti. Tapi kalau yang pesan dari luar daerah, ada banyak. Selain Sumatera, biasanya kami menerima pesanan dari Pulau Jawa dan Bali,” ucapnya. Pokdarwis Kecapi Saka menjual dua jenis produk madu gagela dan madu biasa. Madu gagela dijual seharga Rp 300 ribu dengan takaran botol 300 ml. Sedangkan madu biasa dijual dengan harga Rp 150 per botol dengan takaran 600 ml. (rnd)Sumber: