Relawan Lamsel Gelar Acara Puncak Donasi
Pempas Serentak Rp 25 juta, Sakai Sambaiyan Rp 33 juta
PENENGAHAN – Penggalangan donasi bagi korban bencana alam di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dilakukan oleh Pemuda Pasuruan (Pempas) Serentak sampai ke titik akhir. Puncaknya pada acara konser amal ‘Peduli Palu’ yang digelar di lapangan PHBI di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Sabtu (27/10) malam. Acara dengan tema Satu Gerakan Sejuta Harapan ini diisi dengan berbagai kegiatan. Pempas Serentak juga melibatkan pelaku usaha kecil menengah (UKM) lokal, produk kreatif Desa Pasuruan. Selain itu, acara ini juga menampilkan kesenian tradisional, musisi-musisi lokal dan duta perdamaian Indonesia Kim Commanders. Penampilan para seniman dan musisi ini mendapat tepukan yang meriah dari penonton yang menyaksikan acara itu. Saat mendapat giliran, Kim Commanders menyuarakan perdamaian dengan saling bahu-membahu dalam membantu melalui lagu ciptaannya yang berjudul ‘Children With No Land’. Pria yang memiliki nama asli Lukman Hakim ini mengatakan bahwa lagu Children With No Land diciptakan dua tahun. Lirik lagu tersebut terinspirasi dari kegelisahannya yang melihat duka korban perang, terutama anak-anak. “Lagu ini dibuat dua tahun lalu, saat itu aku melihat sendiri para pengungsi pengungsi dunia yang membawa anak-anak mereka. Aku iba akan nasib anak-anak , jadi lagu ini khusus aku ciptakan buat mereka,” kata Kim ketika tampil di panggung Peduli Palu. Sebelum panggung Peduli Palu digelar, Pempas Serentak terlebih dahulu menggelar beberapa kegiatan penggalangan dana dari masyarakat yang sudah dimulai sejak dua pekan lalu. Ketua Pempas Serentak M. Hamzah mengatakan, rangkaian kegiatan penggalangan donasi merupakan bentuk keprihatinan terhadap para korban bencana alam di Sulteng. Hamzah mengatakan bahwa korban bencana di Sulteng patut diberi perhatian. Pasalnya, bencana yang telah terjadi banyak menyebabkan korban kehilangan keluarga, kerusakan sarana infrastruktur yang melumpuhkan perekonomian. “Itulah alasan kami melakukan penggalangan donasi hingga acara puncak malam ini (kemarin’red). Hasil donasi dan penjualan produk kreatif warga Desa Pasuruan akan kami disumbangkan seluruhnya bagi korban di Sulteng,” ucapnya. Kepala Desa Pasuruan Kartini mengatakan bahwa pemerintah desa mengapresiasi kegiatan Pempas yang ikut tergerak untuk membantu korban bencana alam di Sulteng. Menurut Kartini, kepedulian pemuda Desa Pasuruan menjadi salah satu bentuk prihatin yang ditunjukkan melalui kegiatan yang sangat bermanfaat. “Kami memberikan apresiasi yang luar biasa. Kami salut dengan kerja kaum muda yang secara kreatif menggalang dana melalui kegiatan pengumpulan sampah hingga malam puncak Satu Gerakan Sejuta Harapan,” katanya. Acara puncak Satu Gerakan Sejuta Harapan diisi dengan kegiatan penyalaan lilin sebagai simbol untuk mendoakan para korban bencana yang meninggal dunia di Sulteng. Anggota Pempas Serentak Sugeng Hariyono menambahkan, dirinya merasa senang dan bangga karena acara yang digagas oleh pemuda Pasuruan itu berhasil menarik minta masyarakat. Bahkan menghasilkan donasi cukup besar yang mencapai sekitar Rp 25 juta. “Saya ucapkan terima kasih atas saudara-sudara yang telah membantu, tanpa kalian mungkin kegiatan konser amal kemanusiaan ini tidak akan terselenggara. Kami Pempas Serentak selaku penyelenggara sangat berterimakasih atas dukungan semua elemen,” katanya. Di tempat terpisah, relawan Sakai Sambaiyan juga menggelar acara serupa melalui ‘Panggung Donasi’. Acara yang digelar di lapangan Korpri Pemkab Lamsel ini juga menampilkan berbagai kesenian tradisional dan lagu-lagu bagi korban gempa di Sulteng. Relawan Sakai Sambaiyan juga menjual berbagai produk lokal dan kesenian asli Lampung Selatan yang hasilnya akan diserahkan secara utuh bagi korban. Pada acara puncak ini, total donasi yang berhasil dihimpun mencapai Rp 33 juta lebih. Seluruh donasi yang terkumpul juga akan diserahkan bagi korban bencana di Sulteng. Ketua Tim Sakai Sambaiyan Yodistara Nugraha berterima kasih atas bantuan dari relawan dari berbagai kecamatan dan semua dinas dan instansi yang telah ikut membantu. “Saya ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada semuanya, terima kasih untuk kerja keras kalian. Semoga hasil ini bisa membantu menyukseskan misi kemanusiaan,” katanya. Selain uang tunai, Tim Sakai Sambaiyan juga mendapat bantuan berupa sandal, susu balita, alat tulis, obat-obatan, sepatu dan lain-lain. Menurut rencana, Tim Sakai Sambaiyan akan menyerahkan seluruh bantuan ini secara langsung kepada para korban di Sulteng. “Kami akan berangkat pada 30 Oktober mendatang, kami akan menyerahkan bantuan ini secara langsung menuju Sulteng. Alasan kami berangkat ke sana secara langsung karena kami ingin membawa nama Lampung Selatan dalam misi kemanusiaan ini. Dan bukan hanya itu, kami menyadari bahwa arti kehadiran juga penting karena bisa memberikan dukungan, moral dan semangat. Serta pencipta kebahagiaan bagi saudara-saudara kita di sana,” katanya. (rnd)Sumber: