ASDP Akui Pelayanan e-toll Belum Maksimal
BAKAUHENI – PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni akhirnya buka suara terkait keluhan pengguna jasa tentang sistem pelayanan non tunai atau e-toll. Pihak PT. ASDP mengakui bahwa pelayanan dengan menggunakan e-toll memang belum maksimal. Humas PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Syaifullail Maslul mengakui bahwa pihaknya masih perlu meningkatkan pelayanan non tunai agar mampu berjalan lebih optimal. Untuk memaksimalkan pelayanannya, Syaiful mengatakan, pihaknya akan menambah loket pelayanan kartu dan top up-nya. “Mungkin kedepannya perlu ada penambahan (loket), supaya lebih maksimal dan semua pengguna jasa terlayani dengan baik,” kata Syaiful saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Selasa (13/11). Terkait keluhan pengguna jasa terhadap loket top up atau pengisian ulang saldo kartu, Syaiful mengatakan, bahwa top up bisa dilakukan toko retail. Namun, untuk saat ini pelayanan top up yang tersedia hanya ada di bank BRI dan BNI. “Sebenarnya sudah ada box penjualan kartunya, namun tempatnya belum ditentukan di mana. Kami masih mencari lokasi yang strategis dan mudah diketahui pengguna jasa,” ucapnya. Syaiful juga tak menampik soal pengguna jasa roda dua yang bingung dan belum tahu banyak mengenai sistem pembayaran non tunai. Menurut dia, perlu waktu yang lama agar sistem pembayaran non tunai bisa diketahui masyarakat. “Memang, kami saat ini masih tahap edukasi pengguna jasa untuk penggunaan non tunai. Dan kami maklum kalau masih banyak yang tidak tahu,” katanya. Lebih jauh Syaiful mengatakan, bahwa pihaknya memang memerlukan sosialisasi melalui media agar informasi mengenai sistem e-toll dapat menyebar luas. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan karena mereka tidak memiliki kewenangan. “Itu kewenangan pusat. Tapi dalam hal ini kami harus bersabar, karena butuh waktu agar pelaksanaan non tunai bisa diketahui masyarakat. Kereta api pun juga begitu, pertama kali launching non tunai sampai satu tahun dulu baru diketahui masyarakat,” katanya. Diberitakan sebelumnya, penerapan sistem pembayaran dengan menggunakan uang elektronik atau non tunai di Pelabuhan Bakauheni dikeluhkan para pengguna jasa. Kondisi ini terlihat di gerbang tiket Pelabuhan Bakauheni, Senin (12/11). Puluhan pengguna jasa kendaraan roda dua mengeluhkan sistem pelayanan non tunai atau e-toll yang dianggap belum maksimal. Keluhan pengguna jasa ini disebabkan lambatnya sistem e-toll yang dianggap minimnya kualitas pelayanan. Imbasnya, para penggunaan jasa roda dua yang belum memiliki kartu e-toll harus dipaksa mengantre. Ini terjadi karena mereka harus membeli kartu terlebih dahulu jika ingin mendapatkan tiket kapal. Kondisi ini juga dialami oleh pengguna jasa yang sudah memiliki kartu e-toll. Meski sudah memiliki kartu elektronik itu, nyatanya mereka masih saja dibuat menunggu karena belum tahu lokasi untuk top up atau pengisian kartu tersebut. Kondisi ini seperti air mengalir. Sebab, petugas yang menjual kartu itu pun terlihat hanya menunggu di loket tiket. Hal itu membuat antrean di loket kendaraan roda dua mengular. Mereka dipaksa menunggu antrean kendaraan yang sedang bertransaksi kartu maupun top up di lokasi tiket. Para pengguna jasa menilai sistem pembayaran menggunakan kartu elektronik atau e-toll belum maksimal. Seperti yang dikatakan Tarmizi (37). Warga Bandarlampung yang hendak ke Jakarta ini mengaku tak puas dengan pelayanan pihak PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni. Menurut dia, PT. ASDP Cabang Bakauheni yang saat ini masih mensosialisasikan pembayaran dengan kartu elektronik seharusnya membuka dua loket. “Kalau mau terus terang, saya tidak puas, mas. Kan masih sosialisasi, harusnya dibuka dua saja dulu, satu loket tunai dan satu loket untuk non tunai,” katanya saat ditemui Radar Lamsel di depan tol gate Pelabuhan Bakauheni, Senin (12/11/2018). (rnd)
Sumber: