Roslina : Perda Penyakit Menular Prioritas 2019

Roslina : Perda Penyakit Menular Prioritas 2019

KALIANDA – Peraturan Daerah (Perda) penanganan penyakit menular diproyeksikan terwujud pada 2019 mendatang, menyusul tingginya angka penularan HIV/Aids serta Tubercolosis (TBC) di Lampung Selatan. Penegasan itu disampaikan Wakil Ketua II DPRD Hj. Roslina kepada Radar disela peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 Lamsel. Ia menjelaskan, banyaknya hambatan serta tugas DPRD menyebabkan rancangan Perda penyakit menular tersisihkan. “ Kami akan jadikan Perda penyakit menular sebagai bahan utama yang masuk skala prioritas pembahasan ditahun 2019 mendatang. Kalau dimasa ini sempat terhambat itu karena banyaknya tugas DPRD yang mengantre untuk dituntaskan,” kata dia, Rabu (14/11) kemarin. Wanita yang dikenal sebagai kolektor tapis dan kain tradisional Lampung ini tak menampik bahwa dirinya juga ikut andil dalam upaya penanganan penyakit menular utamanya HIV/Aids serta TBC. Itu dilatarbelakangi tingginya angka kematian yang disebabkan dua penyakit tersebut. “ Di Lamsel angkanya cukup tinggi tapi sebetulnya didaerah lain juga tinggi. Kalau soal kabupaten lain sudah ada yang menjadikan Perda penyakit menular itu karena di Lamsel masih banyak tugas yang mesti dituntaskan tidak hanya Perda tersebut,” jalasnya. Soal pengajuan TB Care Aisyah yang ditepis oleh Ketua Komisi DPRD Lamsel Yuli Gunawan? Roslina memakluminya. Ia beranggapan yang bersangkutan mungkin lupa dan lain sebagainya. “ Kalau itu mungkin saat pengajuan berkas dia (Yuli Gunawan ‘red) belum menjadi ketua komisi sehingga berkomentar demikian. Sebab saya ada dan ikut tanda tangan di berkas pengajuan yang diajukan teman-teman TB Care Aisyah dua tahun silam,” sebut dia. Terpisah Koordinator Kabupaten (Korkab) TB Care Aisyah Rudi Hartono SE., MM, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya bakal kembali membahas pnanganan penularan penyakit terutama TBC. “ 16 – 17 November ini akan kembali dikupas dan kami juga mengundang anggota Komisi D yang menaungi persoalan kesehatan agar tidak lagi terjadi misskomunikasi,” sebut Rudi melalui sambungan teleponnya. Data dari Dinas Kesehatan Lamsel untuk pasien dengan kasus TB yang meninggal dunia di tahun 2016 ada 3 orang. Sedangkan untuk tahun 2016 ada 2 pasien. Sedangkan untuk data CDR TB Care pada tahun 2016 sebanyak 1.201 orang, tahun 2017 sebanyak 1.499 orang dan tahun 2018 sampai dengan September 1.368 orang. Untuk yang positif TB paru setelah dilakukan uji laboratorium pada tahun 2016 terdapat 946 penderita. Sementara ditahun 2017 sebanyak 968 dan pada tahun 2018 sampai dengan September ada 701 orang. Sedangkan di tahun sebelumnya, TB Care Aisiyah mencatat, pada tahun 2017 lalu, setiap tiga bulan dilakukan evaluasi terhadap penderita TBC. Hasilnya cukup mengejutkan rata-rata 12 penderita meninggal dunia setiap tiga bulan. Dalam satu tahun ada sekitar 48 penderita yang meninggal dunia. (ver)

Sumber: