Hasilkan Rp15 Juta Perbulan dengan Budidaya Pisang

Hasilkan Rp15 Juta Perbulan dengan Budidaya Pisang

PALAS – Menjadi petani pisang memang mampu menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Namun itu dilakukan dengan ketelatenan dan kesunguh-sunguhan. Inilah yang dilakukan oleh Edi Blendong (45) warga Desa Pematangbaru, Kecamatan Palas. Meski hanya menyadang tamatan sekolah dasar, dengan menjadi petani pisang ia berpengahasilan Rp 15 juta perbulan. Ide menjadi petani pisang yang dilakukan Edi bermula sejak kedatangan seorang pengusaha asal Korea  kerumahnya dua tahun lalu. Tamu asal Korea itu menawarinya untuk mengolah dua hektar lahan kosong  yang ada lingkungan rumahnya. Kala itu, Edi masih sebagai pengepul pisang namun berskala kecil yang berpenghasilan hanya Rp 600 ribu perbulan. “Dulu sebagai pengepul pisang cuma Rp600 ribu perbulan. Enggak cukup memenuhi kebutuhan. Pengusaha itu  menawarkan dengan cuma-cuma,  sempat saya tolak karena takut. Tapi karena saya juga sudah terlanjur bergelut di pisang dan kebutuhan ekonomi, tiga hari berikutnya saya terima,” tutur Edi kepada Radar Lamsel saat ditemui dikebunnya. Dari bermula menggarap lahan kosong seluas 2 hektar kini lahanya meluas menjadi 11 hektar yang dalam satu bulanya mampun menghasilkan 1.500 tandan pisang. “Hingga saat ini ada 7.500 batang pisang yang saya kelola dan hampir semua lahan tersebut lahan kosong milik warga yang tidak dikelola,” tuturnya. Menurut lelaki yang akrab dengan sapaan Blndong ini, menanam pisang tidak harus pisang unggulan. Menurutnya, yang dibutuhkan hanya ketelatenan dan ketekunan. Sebagian besar  kebun pisang miliknya hampir ditanam satu jenis pisang yaitu pisang jantan. “Yang saya tanam hanya pisang jantan, bukan pisang unggulan seperti kepok atau ambon. Namun pemupukan yang rutin hasilnya juga memuaskan,” ucapnya. Ditengah zaman serba modern ini, satu hal besar yang di cita – citakan Edi untuk bisa mengekspor pisang hasil kebunnya. Namun sayang masih terkendala dalam relasi pemasrannya. “Sudah lama punya cita – cita ekspor pisang, namun masih terkendala dalam relasi pemasarnya,” tutupnya. (vid)

Sumber: