Tanggul Jebol, Ratusan Hektar Padi Siap Panen Terendam Banjir
PALAS – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Palas, Sabtu (1/12) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB membawa bencana bagi petani diwilayah itu. Intensitas hujan deras dengan waktu yang cukup lama hingga air di sungai Way Pisang tak tertampung dan meluap. Luapan air sungai Way Pisang berdampak pada jebolnya tangggul penangkis sungai di Dusun Lebung Larangan, Desa Sukaraja. Akibatnya ratusan hektar tanaman padi siap penen di Kecamatan Palas terendam banjir. Sekitar 306 hektar tanaman padi dilima desa di Kecamatan Palas terendam. Lima desa itu adalah, Desa Sukaraja, Sukamulya, Palas Aji, Sukabhakti dan Pematangbaru. Skretaris Desa Sukaraja Sukardi mengatakan, peristiwa jebolnya tanggul penagkis Sungai Way Pisang karena tidak mampu menahan luapan air sungai. “Kejadiannya jam 10 pagi, tanggul yang jebol sepanjang 15 meter. Akibatnya air sungai masuk ke lahan pertanian warga,” kata Sukardi kepada Radar Lamsel, Sabtu (2/12). Sardi panggilan akrab Sukardi ini mengungkapkan, akibat jebolnya tanggul penangkis sungai tersebut seluas 75 hektar tanaman padi milik warga setempat terendam banjir. “Sekitar 75 hektar tanaman padi siap panen terendam banjir,” imbuhya. Sementara Kepala Unit Pelakasana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas Agus Santosa mengatakan, akibat jebolnya tanggul penangkis tersebut merendam tanaman padi di lima desa. Agus menyebutkan, kelima desa tersebut antara lain Desa Sukaraja 75 hektar, Sukamulya 57 hektar, Pematangbaru 94 hektar, Sukabakti 50 hektar dan Palasaji 30 hektar. “Akibat jebolnya tanggul penangkis tersebut merendam 306 hektar tanaman padi yang siap dipanen satu pekan lagi,” ucapnya. Berdasarkan hasi pendataan yang dilakukan, hingga Minggu (2/12) kemarin masih terdapat seluas 40 hektar tanaman padi yang masih tergenang banjir. Selain menyebabkan puso, akibat banjir tersebut akan mengurangi kualitas buah padi. “Setidaknya terdapat 15 hektar yang puso. Namun sebagian besar tanaman padi yang terdampak banjir akan mengalami penurunan kualitas buah padi,” kata Agus Santosa. (vid)
Sumber: