BPBD Bentuk Tim Data Rumah Rusak Pasca Banjir

BPBD Bentuk Tim Data Rumah Rusak Pasca Banjir

KALIANDA – Pendataan rumah rusak pasca banjir masih terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel. Gerilya rumah rusak dimulai dari Kecamatan Katibung yang menjadi titik terparah hantaman banjir pada 31 November lalu. Pendataan itu bertujuan menjaring data valid berapa jumlah rumah yang mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan. Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Lamsel Affendi mengatakan, diwilayah Katibung sudah dibentuk 11 tim yang bertugas melakukan pendataan rumah rusak. “ Sudah kami bentuk tim yang akan melakukan pendataan verifikasi dan validasi rumah rusak pasca bencana,” kata dia kepada Radar Lamsel. Untuk akurasi data, 11 tim tersebut menggandeng Kepala Dusun (Kadus) agar data yang didapat benar-benar tepat. Namun pendataan itu baru bisa disimpulkan hasilnya dalam beberapa hari kedepan. Sementara Camat Katibung Hendra Jaya S.Sos mengamini bahwa titik terparah memang berada didua desa yakni Desa Rangai Tritunggal dan Desa Tarahan. Akan tetapi jumlah rumah rusak tidak sebanyak jumlah rumah yang terdampak banjir yang totalnya mencapai ribuan. “ Jadi pendataan ini terdapat tiga kategori, kerusakan berat lalu kerusakan sedang, dan terakhir rusak ringan. Artinya, rusak ringan hanya digenangi air saja,” sebut Hendra Jaya. Disisi lain, kiriman logistik dari Pemkab Lamsel terus berdatangan. Posko yang dijadikan markas logistik dipusatkan di Balai Desa Tarahan dan Balai Desa Rangai Tri Tunggal. “ Untuk urusan logistik insyaallah aman, masyarakat tidak perlu khawatir akan hal itu karena Pemkab sudha mengcover seluruh urusan logistik bagi korban banjir,” sebut dia. Sementara BPBD Lamsel belum akan menarik personilnya dari empat kecamatan. Sikap itu diambil menyusul masih adanya kemungkinan banjir susulan di wilayah rawan banjir. Kepala BPBD Lamsel Ketut Sukerta mengklaim dalam minggu-minggu ini belum akan dilakukan pencabutan personil terutama di Kecamatan Katibung. “ Semua personil kami siagakan sampai situasi benar-benar kondusif, begitu juga posko yang kami dirikan belum akan dicabut. Pencabutan baru akan kami lakukan apabila kondisi cuaca berangsur normal,” ujar Ketut Sukerta. Terpisah pendataan rumah dan fasilitas umum yang rusak di Desa Palembapang sudah dirampungkan. Hasilnya disimpulkan 101 rumah terdampak banjir dan enam fasilitas umum rusak di desa tersebut. (ver)

Sumber: