Bencana Datang, Pemerintah Gamang!

Bencana Datang, Pemerintah Gamang!

SIDOMULYO – Pemerintah Kabupaten Lampung (Pemkab) Selatan kembali dibuat gamang dengan bencana banjir yang terus mengintai kabupaten ini. Belum kering ingatan publik terhadap banjir 31 November yang melanda empat kecamatan, Katibung, Sidomulyo, Kalianda dan Penengahan. Bahkan untuk Kecamatan Penengahan baru dua hari lalu bantuan logistik tersalurkan, tak sedikit masyarakat yang ngedumel lantaran merasa pembagian logistik tidak merata. Pada 12 Desember, Bumi Khagom Mufakat kembali jadi jalur banjir. Padahal penyebab utama sudah diketahui tapi minimnya koordinasi dari provinsi ke kabupaten menyebabkan langkah yang diambil hanya sebatas tanggap darurat tidak lebih. Pantauan Radar Lamsel, di Kecamatan Katibung dan Sidomulyo banjir kembali melewati jalur yang sama seperti banjir sebelumnya. Hanya saja yang membedakan beberapa titik di Sidomulyo akses jalan tidak sedikit yang terputus akibat luapan anak sungai Way Katibung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel menginfromasikan genangan air masih menghinggapi titik rawan. Pendataan juga masih terus dilakukan, diprediksi dampak banjir tak jauh berbeda dengan banjir pekan lalu. Wakil Ketua Komisi D DPRD Lamsel Mohamad Akyas menilai kegamangan pemerintah daerah bukan tanpa sebab. Pasalnya, untuk mengatasi bencana tahunan semacam ini mesti ada koordinasi dan komunikasi nyata dengan Pemerintah Propinsi Lampung. “ Kegamangan pemerintah kita bukan tanpa sebab, karena memang minimnya koordinasi yang dapat membuahkan solusi antara Pemprov dan Pemkab,” ujar Akyas kepada Radar Lamsel, Rabu (12/12). Politikus dari Fraksi PKS ini menegaskan, apabila tak ada ancang-ancang dan perencanaan yang matang, maka banjir akan tetap mengintai Lampung Selatan. “ Maka dari itu perlu didesak Dinas PU Provinsi guna memberi solusi, paling tidak dampak banjir yang dirasakan rakyat Lamsel tidak seburuk tahun ini di tahun mendatang. Kita tak ingin musibah tapi usaha kita untuk menghindari musibah tersebut adalah hal yang paling penting,” sebut dia. Legislator asal Jati Agung ini mencontohkan, kasus kebanjiran di Rangai dan Tarahan sebagai bukti nyata infrastruktur drainase yang belum memadai. Sehingga volume air yang begitu banyak hanya ditopang drainase seadanya. “ Sebetulnya penyebabnya sudah sejak lama kita tahu, tetapi masih saja terulang. Karena memang keterbatasan aturan dan berbagai hal menyulitkan pergerakan kita, rakyat yang menanggung dampaknya. Usul saya tingkatkan koordinasi Pemkab dengan Pemprop kerjasama meminimalisir risiko banjir. Bangun drainase yang layak,” tegasnya. Terpisah Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Lamsel Affendi SE., menjelaskan banjir menggenangi beberapa desa di dua Kecamatan. “ Desa Rangai dan Tarahan meski tidak separah sebelumnya tapi wilayah itu ikut terendam kembali. Sedangkan di Sidomulyo ada dua desa, Sukabanjar dan Talang Baru,” terangnya. Untuk akses jalan, mantan Camat Candipuro ini menjelaskan di Sidomulyo terdapat tiga akses yang terputus total. Akses tersebut berada di Desa Sidomulyo – Rantau Minyak, Seloretno – Kotadalam dan Sukabanjar-Banjarsuri. Sedangkan untuk wilayah Katibung, praktis Jalinsum Km 15 – 16 sempat lumpuh akibat genangan air nyaris setinggi lutut. “ BPBD masih terus mendata wilayah mana saja yang terdampak, yang jelas tidak jauh berbeda dengan banjir sebelumnya untuk dua kecamatan itu,” sebut dia. Berdasar pendataan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan belum lama ini terdapat 3.266 rumah di empat kecamatan yang terdampak banjir. 70 persen dari jumlah rumah yang terdampak berada di Desa Rangai Tri Tunggal dan Tarahan. (ver)

Sumber: